Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengenakan masker buah tangan penyandang disabilitas saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (13/4) malam. 

"Saya berganti masker setiap lima jam sekali sesuai dengan aturan standar kesehatan. Salah satu yang saya pakai sekarang ini adalah karya penyandang disabilitas binaan Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Jawa Timur," katanya.

Gubernur Khofifah mengapresiasi para penyandang disabilitas binaan Dinas Sosial Jawa Timur, yang dengan segala keterbatasan fisiknya turut memberikan kontribusi dalam upaya percepatan penanganan virus corona (COVID-19). 

Terlebih, pemerintah telah menetapkan wajib masker bagi masyarakat yang keluar rumah untuk menekan penularan COVID-19 yang lebih luas.

"Berbagai ikhtiar dari masyarakat memang dibutuhkan di situasi sulit sekarang ini untuk percepatan penanganan COVID-19. Saya sangat mengapresiasi ikhtiar dari penyandang disabilitas binaan Dinas Sosial Jawa Timur yang telah turut membantu dengan menghasilkan masker bagi masyarakat," tuturnya.  

Kepala Dinas Sosial Jawa Timur Alwi menandaskan  ahwa masker seperti yang dikenakan Gubernur Khofifah itu diproduksi oleh warga binaan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial Bina Rungu dan UPT Rehabilitasi Sosial Bina Daksa yang berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur.

"Bahan bakunya kami sediakan. Itu sebenarnya merupakan bahan baku keterampilan yang biasanya digunakan sehari-hari untuk menjahit dan membuat baju dan sudah ada pendamping atau instrukturnya yang profesional," katanya.  

Alwi menyebut para penyandang disabilitas binaannya ini mampu memproduksi sekitar 100 masker setiap hari. Distribusinya diutamakan untuk masyarakat di sekitar lingkungan UPT.

"Pendamping akan terus memberikan pengarahan pada warga binaan agar bisa memproduksi masker yang sesuai dengan standar Kesehatan," ujarnya.

Alwi menandaskan, selain pembuatan masker, Dinas Sosial Jawa Timur dalam upaya ikut serta memerangi pandemi COVID-19 juga memproduksi hand sanitizer dan jamu. 

"Untuk sementara hand sanitizer yang kami produksi masih berskala homemade sehingga hanya dipakai kalangan sendiri. Sedangkan untuk pembuatan jamu diharapkan bisa menjadi langkah memerangi COVID-19, yaitu untuk meningkatkan imunitas tubuh," ucapnya.
 

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020