Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kota Surabaya, Jawa Timur, meningkat, yakni dari awalnya pada Desember 2019 tercatat 665.882 jiwa (202.572 KK), namun pada 9 April 2020 sudah mencapai 755 ribu jiwa lebih atau 231.103 KK.
"Jumlah MBR tentunya dapat meningkat lagi apabila pandemi COVID-19 terus berlanjut," kata Sekretaris Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Surabaya dari Fraksi Golkar, Akmarawita Kadir di Surabaya, Senin.
Menurut dia, dalam situasi sekarang, adanya pandemi COVID-19 ini, suasananya menjadi kurang baik, tentunya warga Surabaya juga merasakan dampaknya, khususnya warga yang tidak mampu pasti sangat terpukul karena suasana pandemi COVID-19 ini belum juga mereda.
Bahkan di Surabaya pada Minggu (12/4) terjadi peningkatan warga terkonfirmasi positif COVID-19 yang cukup tinggi yakni sebanyak 83 kasus, sehingga total keseluruhannya menjadi 180 kasus terkonfirmasi.
Untuk membantu meringankan beban ekonomi masyarakat, lanjut dia, pihaknya melakukan kegiatan sosial di berbagai titik di Kota Surabaya, berupa bantuan langsung kepada warga yang tidak mampu.
Tentunya, lanjut dia, dalam pembagian bantuan ini pihaknya sudah mengatur sistemnya dengan tetap menghindari kerumunan massa dan menjaga jarak. Selain itu juga selalu berkoordinasi dengan RT setempat untuk metode pembagian tepat sasaran dan tidak menimbulkan kerumunan.
"Jadi pembagiannya seperti dari rumah ke rumah warga yang tidak mampu dan membutuhkan," kata Sekretaris Fraksi Golkar Surabaya ini.
Politikus Partai Golkar ini mengatakan sebelumnya pihaknya juga sudah membagikan hand sanitizer atau cairan pembersih tangan dan masker, alat pelindung diri (APD) ke rumah sakit rujukan, membantu menyemprotkan disinfektan serta menyumbang alat desinfekatan ke warga.
"Saat ini, kami fokus pada pembagian sembako. Paket sembako yang diberikan antara lain berupa beras, minyak, kecap, dan mi instan," katanya.
Menurutnya, ada ribuan paket sembako yang dibagikan di berbagai titik sesuai dengan daerah pemilihan. "Itu terus kami lakukan sampai beberapa bulan ini, karena apalagi sekarang mau mendekati bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri," katanya.
Ia berharap kegiatan ini dapat mendorong setiap orang yang mampu, para pengusaha dan lainnya untuk tergerak ikut membatu warga Surabaya, khususnya bagi warga MBR.
Untuk Pemkot Surabaya, ia mengharapkan betul-betul mempunyai program yang termapping dengan baik (roadmap yang baik) untuk penanganan kasus COVID-19 ini. Tentunya dalam membuat roadmap ada dua hal yang penting yaitu berbasis kesehatan dan berbasis jaring pengaman sosial.
Untuk kesehatan yang perlu diperhatikan adalah pencegahan yang tepat dan tindakan yang tepat, untuk jaring pengaman sosial yang perlu diperhatikan adalah obyek/sasaran yang tepat, logistik yang tepat, dan pembagian tupoksi di jajaran Pemkot Surabaya yang tepat.
"Sampai saat ini saya belum melihat dan belum memperoleh gambaran bagaimana roadmap yang jelas dan terukur yang di lakukan oleh Pemkot Surabaya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Jumlah MBR tentunya dapat meningkat lagi apabila pandemi COVID-19 terus berlanjut," kata Sekretaris Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Surabaya dari Fraksi Golkar, Akmarawita Kadir di Surabaya, Senin.
Menurut dia, dalam situasi sekarang, adanya pandemi COVID-19 ini, suasananya menjadi kurang baik, tentunya warga Surabaya juga merasakan dampaknya, khususnya warga yang tidak mampu pasti sangat terpukul karena suasana pandemi COVID-19 ini belum juga mereda.
Bahkan di Surabaya pada Minggu (12/4) terjadi peningkatan warga terkonfirmasi positif COVID-19 yang cukup tinggi yakni sebanyak 83 kasus, sehingga total keseluruhannya menjadi 180 kasus terkonfirmasi.
Untuk membantu meringankan beban ekonomi masyarakat, lanjut dia, pihaknya melakukan kegiatan sosial di berbagai titik di Kota Surabaya, berupa bantuan langsung kepada warga yang tidak mampu.
Tentunya, lanjut dia, dalam pembagian bantuan ini pihaknya sudah mengatur sistemnya dengan tetap menghindari kerumunan massa dan menjaga jarak. Selain itu juga selalu berkoordinasi dengan RT setempat untuk metode pembagian tepat sasaran dan tidak menimbulkan kerumunan.
"Jadi pembagiannya seperti dari rumah ke rumah warga yang tidak mampu dan membutuhkan," kata Sekretaris Fraksi Golkar Surabaya ini.
Politikus Partai Golkar ini mengatakan sebelumnya pihaknya juga sudah membagikan hand sanitizer atau cairan pembersih tangan dan masker, alat pelindung diri (APD) ke rumah sakit rujukan, membantu menyemprotkan disinfektan serta menyumbang alat desinfekatan ke warga.
"Saat ini, kami fokus pada pembagian sembako. Paket sembako yang diberikan antara lain berupa beras, minyak, kecap, dan mi instan," katanya.
Menurutnya, ada ribuan paket sembako yang dibagikan di berbagai titik sesuai dengan daerah pemilihan. "Itu terus kami lakukan sampai beberapa bulan ini, karena apalagi sekarang mau mendekati bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri," katanya.
Ia berharap kegiatan ini dapat mendorong setiap orang yang mampu, para pengusaha dan lainnya untuk tergerak ikut membatu warga Surabaya, khususnya bagi warga MBR.
Untuk Pemkot Surabaya, ia mengharapkan betul-betul mempunyai program yang termapping dengan baik (roadmap yang baik) untuk penanganan kasus COVID-19 ini. Tentunya dalam membuat roadmap ada dua hal yang penting yaitu berbasis kesehatan dan berbasis jaring pengaman sosial.
Untuk kesehatan yang perlu diperhatikan adalah pencegahan yang tepat dan tindakan yang tepat, untuk jaring pengaman sosial yang perlu diperhatikan adalah obyek/sasaran yang tepat, logistik yang tepat, dan pembagian tupoksi di jajaran Pemkot Surabaya yang tepat.
"Sampai saat ini saya belum melihat dan belum memperoleh gambaran bagaimana roadmap yang jelas dan terukur yang di lakukan oleh Pemkot Surabaya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020