Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 4 Kota Madiun jurusan Tata Busana membantu Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam memproduksi atau membuat alat pelindung diri berupa baju hazmat untuk tenaga medis yang menangani pasien COVID-19.

Kepala SMKN 4 Kota Madiun Suhartoyo mengatakan, pembuatan APD tersebut merupakan pesanan dari Dinas Pendidikan Pemprov Jatim.

"Dalam pesanan tersebut, Dinas Pendidikan Jatim meminta semua SMK di Jawa Timur yang memiliki jurusan Tata Busana untuk membantu produksi secara massal APD berupa baju hazmat, guna mendukung perjuangan dokter dan perawat dalam menangani pencegahan penyebaran virus corona dari pasien yang masih bertambah," ujar Suhartoyo kepada wartawan di Madiun, Selasa.

Ia menjelaskan, dalam pembuatan APD tersebut, bahan baku berupa kain jenis parasut, semuanya disediakan oleh Dinas Pendidikan Jatim.

"Dalam kesempatan ini, SMKN 4 Kota Madiun mendapat jatah dua rol. Bahan baku jumlah tersebut bisa untuk membuat sebanyak 60 hingga 70 potong baju APD," kata Suhartoyo.

Adapun untuk desain, APD tersebut sudah sesuai standar yang diminta Pemrov Jatim. Dalam sehari, SMKN 4 Kota Madiun memproduksi 60 APD. Pembuatannya melibatkan guru, siswa tata busana, hingga alumni yang bersedia.

Salah satu siswa setempat, Anton, mengaku baru kali pertama ini jurusannya membuat APD. Ia sempat mendapat kesulitan dalam proses penjahitan untuk tahap awal. Namun setelah beberapa kali membuat, ia dan teman-temannya mengaku sudah bisa.

"Awalnya agak susah. Itu karena bahannya kan belum tahu bagaimana langkah-langkahnya menjahit. Setelah itu sudah lancar. Kami bisa menyelesaikan satu potong APD dalam waktu kurang dari dua jam," kata Anton.

Ia menjelaskan, pembuatan APD dimulai dengan penyusunan pola pada bahan baku yang tersedia. Kemudian memotongnya dengan pemotong listrik agar lebih mudah. Pihaknya langsung menumpuk 30 lembar kain bahan baku dalam sekali proses pemotongan. Hal itu agar proses pembuatannya lebih cepat.

Pihak SMKN 4 Kota Madiun mengaku siap jika sewaktu-waktu Pemprov Jatim menginstruksikan kembali untuk membuat APD lagi dalam jumlah banyak.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebelumnya mengatakan bahwa rumah sakit yang berada dalam koordinasi pemerintah provinsi setempat membutuhkan sedikitnya 3.200 alat pelindung diri (APD) setiap harinya untuk penanganan pasien terinfeksi COVID-19.

Tingginya kebutuhan tersebut membuat Pemprov Jatim melakukan berbagai upaya untuk memenuhi ketersediaan APD, mulai dari baju hazmat, masker, dan lainnya. Ketersediaan tersebut dipenuhi dengan upaya pengadaan melibatkan rekanan, bantuan dari pemerintah pusat, hingga bantuan dari relawan.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020