Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Letnan Jenderal TNI Doni Monardo mengatakan bahwa tahun ini 56 persen warga tidak akan mudik untuk merayakan Idul Fitri karena menyadari risiko penularan virus corona penyebab COVID-19.
"Dari data yang dikumpulkan 56 persen masyarakat sudah sadar atau sudah tahu bahaya COVID-19, dan 56 persen menyatakan tidak akan mudik, kemudian 37 persen sisanya belum mudik, sedangkan tujuh persen sudah terlanjur mudik," kata Doni dalam telekonferensi dengan pers usai rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dari Istana Kepresidenan, Bogor, Senin.
"Yang terlanjur mudik, kita sarankan ke kepala daerah untuk memanfaatkan saudara-saudara kita yang kehilangan pekerjaan bisa fokus ke pertanian, perikanan budi daya, dan program-program untuk meningkatkan ketahanan pangan," katanya.
Doni mengemukakan bahwa data-data tersebut diperoleh berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan. Namun dia tidak menjelaskan berapa banyak responden dan luas cakupan wilayah dari kegiatan penilaian tersebut.
Pemerintah telah menyampaikan imbauan kepada warga yang tinggal di kota-kota besar agar tidak mudik untuk mencegah penularan lebih luas COVID-19.
Pemerintah menyiapkan bantuan sosial untuk mengurangi dampak wabah terhadap kondisi sosial dan ekonomi warga.
Program jaring pengaman sosial pemerintah semasa wabah mencakup peningkatan cakupan Program Keluarga Harapan sebesar 25 persen dari 9,2 juta penerima menjadi 10 juta penerima.
Penerima Kartu Sembako juga ditambah dari 12,5 juta menjadi 20 juta dan nilai bantuannya ditambah 30 persen dari Rp150 ribu menjadi Rp200 ribu per bulan.
Selain itu, pemerintah meningkatkan alokasi dana untuk program Kartu Prakerja dari Rp10 triliun menjadi Rp 20 triliun dan memperbanyak jumlah penerima manfaatnya menjadi 5,6 juta orang.
Hingga Minggu (5/4), jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia mencapai 2.273 orang, dengan 164 pasien telah sembuh, dan 198 pasien meninggal dunia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020