Belasan santri dari Pondok Pesantren Gontor Putri, Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, tiba di Terminal Tamanan, Kota Kediri, dan mereka menjalani pemeriksaan kesehatan demi memutus mata rantai penyebaran virus corona atau COVID-19.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Kediri Ferry Djatmiko mengemukakan, terdapat 14 santri putri dan seorang santri putra yang turun di Kediri, karena mereka domisili di sekitar Kota Kediri.

"Ada belasan lainnya berdomisili di daerah sekitar Kota Kediri, seperti Kabupaten Kediri, Nganjuk dan Blitar," katanya di Kediri, Jumat.

Saat tiba di Terminal Tamanan, para santri ini diwajibkan untuk mengikuti penanganan prosedur, dimulai dari check point, masuk bilik antiseptik, termalgun, hingga penyemprotan antiseptik pada barang bawaan. Hal itu dilakukan guna memastikan tubuh mereka terbebas dari berbagai macam virus.

"Para santriwati yang datang hari ini dilakukan penanganan sesuai prosedur yang ada. Meskipun para santriwati ini sudah membawa surat keterangan sehat, tapi tetap dilakukan pemeriksaan," ujar dia.

Dewi, salah satu santriwati asal Kabupaten Kediri yang ikut turun di Terminal Tamanan, Kota Kediri mengatakan proses pemulangan para santri memang dilakukan secara bertahap.

"Semua santriwati di pulangkan ke rumah masing-masing, tapi bergilir, dan harus kembali pada tanggal 20 bulan Syawal nanti," kata Dewi.

Ia juga berharap pandemi COVID-19 ini segera berakhir dan kegiatan masyarakat bisa kembali seperti biasanya.

Sementara itu, pemeriksaan juga dilakukan untuk penumpang yang turun dengan memanfaatkan kereta api. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Kediri juga melakukan penjemputan pada penumpang yang turun dari kereta api di Stasiun Kediri.

"Kami jemput penumpang dari Stasiun Kediri menuju tempat observasi di gedung Poltek Kediri. Dari yang sudah kami periksa, hasil tes kesehatan dari tim medis di Poltek Kediri untuk suhu badan normal, jadi bisa langsung diantar ke lokasi yang dituju," kata Kabid Ketentraman dan Ketertiban Umum (Trantibum) Satpol PP Kota Kediri Nur Khamid.

Pemkot Kediri sudah menyiapkan sarana perawatan untuk merawat pasien. Selain di RSUD Gambiran II, untuk RSUD Gambiran I Kediri, yang sering disebut rumah sakit lama juga dimanfaatkan sebagai ruang isolasi bagi orang dalam pemantauan (ODP) pasien terinfeksi virus corona atau COVID-19 dengan gejala ringan.

Setidaknya disediakan 100 tempat tidur yang siap merawat para pasien.

Gedung Kampus I Politeknik Kediri, juga disulap, diperuntukkan bagi warga Kota Kediri yang menjadi pekerja migran atau orang-orang dari daerah epicentrum dan kembali pulang ke Kediri.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengemukakan, mereka akan dikarantina selama 14 hari di ruang observasi sambil terus dipantau kondisi kesehatannya.

"Kalau sehat boleh kembali ke masyarakat kalau ada gejala langsung dikirim ke rumah sakit. Jadi kami akan ambil tindakan tegas bagi masyarakat Kota Kediri yang datang ke sini. Kami akan cek dulu di sini," kata Wali Kota.

Di Kota Kediri, data hingga Jumat (2/4), jumlah orang sehat dalam risiko (ODR) sebanyak 676, orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 94 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) nol, dan jumlah kasus terkonfirmasi dua orang.
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020