Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat untuk menunda mudik saat Lebaran Idul Fitri atau digantikan pada saat Hari Raya Idul Adha, mengingat penyebaran virus corona (COVID-19) di wilayah provinsi setempat semakin meluas.
Saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu malam, Gubernur Khofifah menyebut dari 38 daerah kabupaten/kota di wilayahnya, 18 daerah di antaranya telah dinyatakan sebagai zona merah atau terjangkit COVID-19, dengan jumlah pasien yang terkonfirmasi positif sebanyak 90 orang.
"Dari peta ini kita bisa melihat betapa penyebaran COVID-19 di Jawa Timur harus mendapatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan yang luar biasa dari kita semua," katanya.
Baca juga: Pemudik di Jatim wajib jalani isolasi selama 14 hari
Pasien positif terpapar COVID-19 terbanyak berada di Surabaya sejumlah 41 orang, Sidoarjo 10 orang, dan sembilan orang di Magetan. Selain itu, Malang Raya, yang meliputi Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu sebanyak lima orang.
Selanjutnya masing-masing tiga orang berasal dari Situbondo dan Lumajang. Dua orang masing-masing dari Kabupaten Kediri, Gresik, Blitar dan Jember, serta masing-masing satu orang dari Kota Kediri, Banyuwangi, Pamekasan, Tulungagung dan Jombang.
Baca juga: Wapres : Warga nekat mudik akan diawasi ketat
Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di seluruh wilayah Jawa Timur, hingga pukul 16.00 WIB sore tadi, terdata sebanyak 336 orang, serta 5.071 orang dalam pemantauan (ODP).
Agar penularan COVID-19 tidak semakin meluas, Gubernur Khofifah mengimbau masyarakat Jawa Timur di perantauan tidak mudik pada Lebaran Idul Fitri, yang menurut jadwal jatuh pada pertengahan bulan Mei.
Baca juga: Cegah COVID-19, pedagang pecel lele asal Lamongan diimbau tidak mudik
Tradisi mudik Lebaran Idul Fitri, lanjut Khofifah, bisa digantikan pada saat Hari Raya Idul Adha, yang menurut jadwal jatuh pada bulan Juli mendatang.
"Semoga badai COVID-19 cepat berlalu dan kita bisa mudik serta beribadah dengan tenang pada saat Hari Raya Idul Adha di bulan Juli nanti," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu malam, Gubernur Khofifah menyebut dari 38 daerah kabupaten/kota di wilayahnya, 18 daerah di antaranya telah dinyatakan sebagai zona merah atau terjangkit COVID-19, dengan jumlah pasien yang terkonfirmasi positif sebanyak 90 orang.
"Dari peta ini kita bisa melihat betapa penyebaran COVID-19 di Jawa Timur harus mendapatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan yang luar biasa dari kita semua," katanya.
Baca juga: Pemudik di Jatim wajib jalani isolasi selama 14 hari
Pasien positif terpapar COVID-19 terbanyak berada di Surabaya sejumlah 41 orang, Sidoarjo 10 orang, dan sembilan orang di Magetan. Selain itu, Malang Raya, yang meliputi Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu sebanyak lima orang.
Selanjutnya masing-masing tiga orang berasal dari Situbondo dan Lumajang. Dua orang masing-masing dari Kabupaten Kediri, Gresik, Blitar dan Jember, serta masing-masing satu orang dari Kota Kediri, Banyuwangi, Pamekasan, Tulungagung dan Jombang.
Baca juga: Wapres : Warga nekat mudik akan diawasi ketat
Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di seluruh wilayah Jawa Timur, hingga pukul 16.00 WIB sore tadi, terdata sebanyak 336 orang, serta 5.071 orang dalam pemantauan (ODP).
Agar penularan COVID-19 tidak semakin meluas, Gubernur Khofifah mengimbau masyarakat Jawa Timur di perantauan tidak mudik pada Lebaran Idul Fitri, yang menurut jadwal jatuh pada pertengahan bulan Mei.
Baca juga: Cegah COVID-19, pedagang pecel lele asal Lamongan diimbau tidak mudik
Tradisi mudik Lebaran Idul Fitri, lanjut Khofifah, bisa digantikan pada saat Hari Raya Idul Adha, yang menurut jadwal jatuh pada bulan Juli mendatang.
"Semoga badai COVID-19 cepat berlalu dan kita bisa mudik serta beribadah dengan tenang pada saat Hari Raya Idul Adha di bulan Juli nanti," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020