Sebanyak 90 warga di Kota Madiun, Jawa Timur, saat ini berstatus orang dalam risiko (ODR) terpapar virus corona jenis baru atau COVID-19 berdasarkan peta penyebaran COVID-19 melalui laman http://dashboard.madiunkota.go.id/ milik Pemkot Madiun per tanggal 29 Maret 2020 hingga pukul 12:00 WIB.

"ODR tersebut meningkat dari sebelumnya per tanggal 28 Maret 2020 yang terpantau mencapai sebayak 86 orang," ujar Wali Kota Madiun Maidi saat menggelar rapat koordinasi penanggulangan penyebaran virus COVID-19 lintas wilayah se-Jawa Timur melalui video conference (vicon) di Mapolres Madiun Kota, Minggu.

Menurut dia, sesuai klasifikasinya, ODR adalah mereka yang diketahui telah bepergian ke daerah terjangkit, namun kondisinya tetap sehat.

Orang dengan status ODR tetap harus diperhatikan karena yang bersangkutan bisa saja menjadi carrier atau penular virus jika ternyata positif meskipun tidak menunjukkan gejala atau sakit.

Karena itu, pihak Pemkot Madiun terus mengoptimalkan berbagai upaya untuk melakukan pencegahan penyebaran COVID-19 di wilayah setempat. Semua Standar Operasional Prosedur (SOP) penanggulangan corona sudah dijalankan di Kota Madiun.

Penyemprotan cairan disinfektan dilakukan setiap hari dengan ataupun tanpa instruksi. Selain itu, tim gabungan juga berkeliling setiap malam melakukan imbauan agar warga tidak berkerumun. Hal itu penting dilakukan agar masyarakat disiplin.

Pihaknya juga mulai melakukan pembatasan akses masuk ke Kota Madiun untuk pengoptimalan sterilisasi. Sejumlah jalan utama akses masuk Kota Madiun diberlakukan pembatasan untuk mengurangi lalu lalang kendaraan, mulai Sabtu (28/3). Hal itu merupakan hasil koordinasi Pemkab dengan kepolisian, khususnya Satlantas Polres Madiun Kota.

Titik yang dibatasi, antara lain Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Soekarno-Hatta, dan Jalan Yos Sudarso. Sejumlah jalan tersebut ditutup menggunakan water barrier.

Pembatasan itu sekaligus untuk mendeteksi siapa saja yang masuk Kota Madiun. Semua kendaraan yang masuk akan dilewatkan jalan-jalan tertentu. Di jalan-jalan tersebut akan dipasang tenda besar dan dipasangi alat penyemprotan disinfektan. Semua kendaraan wajib melewati tenda untuk disterilkan. Artinya, semua kendaraan yang masuk terdeteksi dan tersterilkan.

Pembatasan itu nantinya hanya dilakukan di jam-jam tertentu, di antaranya siang mulai pukul 10.00 WIB sampai 14.00 WIB dan malam mulai pukul 19.00 WIB sampai 23.00 WIB. Namun, jam pembatasan masih akan dibahas ulang detailnya, tidak menutup kemungkinan akan diperpanjang melihat kondisi. Bahkan, pihaknya bisa menginstruksikan pembatasan penuh saat malam dan kembali dibuka menjelang pagi.

"Masyarakat, pagi silahkan keluar untuk memenuhi kebutuhan. Tetapi setelah barang yang dibeli didapat, langsung pulang kembali ke rumah. Setelah itu kami berlakukan pembatasan lagi," katanya.

Pembatasan itu, menurut Wali Kota, juga untuk mengoptimalkan penyemprotan. Sebab, saat semua akses dibuka, terlalu banyak titik yang harus dilakukan penyemprotan. Sebaliknya, penyemprotan akan lebih maksimal jika dipusatkan di titik-titik tertentu. Tenda-tenda untuk penyemprotan disinfektan rencananya akan dipasang di Jalan Mastrip, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Agus Salim, dan Jalan Pahlawan. Pemasangan mulai dikerjakan saat ini.

Pemkot juga akan melakukan pengetatan kepada warga dari luar daerah, terutama mereka yang dari daerah zona merah atau sudah ditemukan kasus positif corona, terutama yang menggunakan kendaraan umum, mulai mobil, bus, dan kereta. Tim gugus tugas akan disiagakan di terminal dan stasiun. Hal itu dilakukan mengingat masih ada warga yang nekat pulang maupun bepergian, kendati sudah diinstruksikan tetap di rumah.

"Yang di luar kota jangan pulang dulu ke Madiun. Mulai hari ini kami perketat setiap kedatangan," kata dia.

Wali Kota berharap masyarakat bersabar dengan kebijakan-kebijakan yang diambil saat ini. Sebab, semua kebijakan untuk kebaikan bersama dan mempertahankan Kota Madiun zero positif corona.

Sesuai Monitoring Data COVID-19 Kota Madiun hingga tanggal 29 Maret 2020 pukul 12:00 WIB, jumlah orang dalam risiko (ODR) mencapai 90 orang, orang dalam pemantauan (ODP) 13 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) delapan orang, dan terkonfirmasi positif COVID-19 nihil.

"Semua upaya sudah dan terus kami lakukan. Saya minta masyarakat harus membantu. Paling tidak dengan berdisiplin melaksanakan semua instruksi, seperti tetap di rumah dan tingkatkan PHBS," katanya.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020