Dinas Perdagangan dan Badan Kepegawaian Diklat Kota Surabaya memproduksi masker berbahan kain, alat pelindung wajah (face shield) serta baju perangkat medis untuk kebutuhan tenaga medis yang menangani pasien COVID-19.
"Kemarin kita sudah membuat 540 dan ini terus berjalan, mudah-mudahan segera usai virus ini. Karena memang untuk memerangi virus ini maka semua harus bergerak bersama-sama," kata Kepala BKD Kota Surabaya, Mia Santi Dewi di Surabaya, Selasa.
Menurut Mia, para pegawai BKD bergotong royong membuat face shield mulai dari pengukuran mika, pemotongan spons (gabus), sampai tahap penjahitan karet yang dipasang di dua sisi mika.
Kepala Bidang Promosi dan Mutasi Jabatan BKD Surabaya, Yanuar Hermawan menambahkan, face shield atau alat pelindung wajah ini cukup sederhana dalam membuatnya. Ada beberapa peralatan yang dibutuhkan di antaranya mika, spons, alat perekat (double tip), dan karet.
"Untuk mikanya kami gunakan ketebalan 0,5 sentimeter. Mikanya ukuran 26 sentimeter dan tinggi 21,5. Kemudian untuk sponsnya tebalnya 3 sentimeter. Lalu kita potong sponsnya jadinya panjang sesuai lekuk wajah. Jangan lupa pilih spons yang padat," kata Wawan sapaan akrabnya.
Di tempat berbeda, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kartini Muda Dolly Fashion Binaan Disdag Surabaya yang terletak di Jalan Bukit Barisan, Kelurahan Dukuh Pakis, Kecamatan Sawahan, membuat masker berbahan dasar kain. Masker ini nantinya juga bakal didistribusikan untuk membantu kelengkapan petugas medis.
Salah seorang pekerja Sumila mengakui dalam dua hari mampu menyelesaikan lebih dari seribu masker. Nantinya semua masker akan diserahkan kepada Disdag Surabaya.
"Kami yang mengerjakan. Semua bahan-bahan sudah disediakan (Disdag)," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Kemarin kita sudah membuat 540 dan ini terus berjalan, mudah-mudahan segera usai virus ini. Karena memang untuk memerangi virus ini maka semua harus bergerak bersama-sama," kata Kepala BKD Kota Surabaya, Mia Santi Dewi di Surabaya, Selasa.
Menurut Mia, para pegawai BKD bergotong royong membuat face shield mulai dari pengukuran mika, pemotongan spons (gabus), sampai tahap penjahitan karet yang dipasang di dua sisi mika.
Kepala Bidang Promosi dan Mutasi Jabatan BKD Surabaya, Yanuar Hermawan menambahkan, face shield atau alat pelindung wajah ini cukup sederhana dalam membuatnya. Ada beberapa peralatan yang dibutuhkan di antaranya mika, spons, alat perekat (double tip), dan karet.
"Untuk mikanya kami gunakan ketebalan 0,5 sentimeter. Mikanya ukuran 26 sentimeter dan tinggi 21,5. Kemudian untuk sponsnya tebalnya 3 sentimeter. Lalu kita potong sponsnya jadinya panjang sesuai lekuk wajah. Jangan lupa pilih spons yang padat," kata Wawan sapaan akrabnya.
Di tempat berbeda, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kartini Muda Dolly Fashion Binaan Disdag Surabaya yang terletak di Jalan Bukit Barisan, Kelurahan Dukuh Pakis, Kecamatan Sawahan, membuat masker berbahan dasar kain. Masker ini nantinya juga bakal didistribusikan untuk membantu kelengkapan petugas medis.
Salah seorang pekerja Sumila mengakui dalam dua hari mampu menyelesaikan lebih dari seribu masker. Nantinya semua masker akan diserahkan kepada Disdag Surabaya.
"Kami yang mengerjakan. Semua bahan-bahan sudah disediakan (Disdag)," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020