Wali Kota Surabaya, Jawa Timur Tri Rismaharini mempunyai cara meningkatkan daya tahan tubuh warganya sebagai upaya menangkal virus COVID-19 yakni dengan membagi-bagikan minuman herbal tradisional wedang pokak dan telur rebus.
Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Eddy Christyanto, di Surabaya, Minggu, mengatakan pihaknya mendapatkan perintah dari Wali Kota Surabaya untuk mengirim minuman wedang pokak dan telur rebus yang dimasak di dapur umum kepada warga yang membutuhkan di berbagai kecamatan.
"Melalui minuman dan makanan yang dimasak di dapur umum itu, imunitas tubuh diyakini bisa bertambah," katanya.
Tidak hanya warga yang tinggal di perkampungan atau perumahan yang dikirimi wedang pokak dan telur, namun juga kalangan minoritas seperti psikotik atau yang mengalami gangguan kesehatan jiwa di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih, anak-anak berkebutuhan khusus di Liponsos Kalijudan, penderita kusta di Liponsos Babat Jerawat, anak-anak Kampung Negeri hingga para orang tua lanjut usia di Panti Wredha.
Menurut dia, Pemkot Surabaya juga sangat memerhatikan kalangan minoritas itu. Makanya, lanjut dia, atas perintah Wali Kota Risma, pihaknya mengirimkan wedang pokak dan telur rebus ke kalangan tersebut.
"Kita diminta memerhatikan penghuni liponsos. Orang-orang penyandang psikotik, sebenarnya telah kita latih hidup sehat. Tapi memang kadang semaunya sendiri. Kita beri minuman wedang pokak dan telur untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka," katanya.
Saat ini, kata dia, pasokan makanan dan minuman herbal untuk penghuni liponsos berasal dari dapur umum. Nantinya, lanjut Eddy, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) terkait yang akan menyediakan asupan itu untuk penghuni dan petugas yang ada.
"Ini untuk mendorong pengelola dalam membuatkan makan pagi dan minuman yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh mereka. Minimal sehari sekali, itu sudah luar biasa. Untuk penghuni liponsos yang jumlahnya sekitar 1.200 orang, kira-kira membutuhkan delapan galon besar air," katanya.
Kepala BPPD dan Linmas Kota Surabaya ini menambahkan, pemberian asupan makanan dan minuman yang sehat juga diberikan pemerintah kota kepada para pasien di rumah sakit. Menurutnya, pimpinan RSUD Soewandie dan RSUD Bhakti Dharma Husada diminta untuk memberi minum wedang pokak dan telur rebus itu, sepanjang boleh dikonsumsi oleh pasien.
"Selain pasien, petugasnya juga, termasuk perawat dan dokternya," kata dia.
Menurutnya, di rumah sakit, pembuatan minuman wedang pokak dan telur rebus lebih mudah, karena memiliki dapur sendiri, apalagi setiap hari melayani konsumsi pasien.
Selain itu, ia menjelaskan dapur umum yang didirikan sejak empat hari lalu hanya bisa melayani tiga kecamatan, yakni Semampir, Kenjeran dan Bulak. Setelah itu, dilanjutkan ke enam kecamatan yang diberi pokak dan telur, meliputi Wonokromo, Asemrowo, Tambaksari, Jambangan, Gayungan dan Sawahan.
"Bahkan kemarin, kita kirim ke Sukolilo, Rungkut, Gunung Anyar dan Tengggilis," katanya.
Besarnya jumlah warga yang harus diberi wedang pokak dan telur, menuntut bertambah banyaknya pula tenaga operasional di dapur umum itu. Ia pun bersyukur tenaga operasional di dapur umum itu terus bertambah setiap harinya. Jika di awal pendirian terdapat sekitar 100 orang, kini tenaga yang terlibat di dapur umum itu mencapai 300 orang.
"Kita tidak menginstruksikan. Di Pemkot Surabaya ketika bisa dikerjakan dengan gotong royong, semua organisasi perangkat daerah (OPD) siap bantu, tanpa diperintah," katanya.
Dengan bertambahnya jumlah tenaga yang terlibat di dapur umum itu, praktis tenda yang dibutuhkan juga semakin banyak. Pada hari pertama hanya terdapat empat tenda, di hari kedua sudah bertambah delapan tenda, dan sekarang menjadi 12 tenda. Meski jumlah warga yang dilayani banyak, namun dukungan dari berbagai elemen masyarakat juga mengalir.
"Tadi ada bantuan dari Ikatan Notaris yang membantu telur sama Jahe, ada dari perusahaan spiku bantu sekitar 3.000 telur dan dari Comfeed bantu sekitar 700 kilogram telur. Jadi masyarakat banyak yang bantu, kami sampaikan terima kasih banyak atas bantuan ini," demikian Eddy Christyanto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Eddy Christyanto, di Surabaya, Minggu, mengatakan pihaknya mendapatkan perintah dari Wali Kota Surabaya untuk mengirim minuman wedang pokak dan telur rebus yang dimasak di dapur umum kepada warga yang membutuhkan di berbagai kecamatan.
"Melalui minuman dan makanan yang dimasak di dapur umum itu, imunitas tubuh diyakini bisa bertambah," katanya.
Tidak hanya warga yang tinggal di perkampungan atau perumahan yang dikirimi wedang pokak dan telur, namun juga kalangan minoritas seperti psikotik atau yang mengalami gangguan kesehatan jiwa di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih, anak-anak berkebutuhan khusus di Liponsos Kalijudan, penderita kusta di Liponsos Babat Jerawat, anak-anak Kampung Negeri hingga para orang tua lanjut usia di Panti Wredha.
Menurut dia, Pemkot Surabaya juga sangat memerhatikan kalangan minoritas itu. Makanya, lanjut dia, atas perintah Wali Kota Risma, pihaknya mengirimkan wedang pokak dan telur rebus ke kalangan tersebut.
"Kita diminta memerhatikan penghuni liponsos. Orang-orang penyandang psikotik, sebenarnya telah kita latih hidup sehat. Tapi memang kadang semaunya sendiri. Kita beri minuman wedang pokak dan telur untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka," katanya.
Saat ini, kata dia, pasokan makanan dan minuman herbal untuk penghuni liponsos berasal dari dapur umum. Nantinya, lanjut Eddy, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) terkait yang akan menyediakan asupan itu untuk penghuni dan petugas yang ada.
"Ini untuk mendorong pengelola dalam membuatkan makan pagi dan minuman yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh mereka. Minimal sehari sekali, itu sudah luar biasa. Untuk penghuni liponsos yang jumlahnya sekitar 1.200 orang, kira-kira membutuhkan delapan galon besar air," katanya.
Kepala BPPD dan Linmas Kota Surabaya ini menambahkan, pemberian asupan makanan dan minuman yang sehat juga diberikan pemerintah kota kepada para pasien di rumah sakit. Menurutnya, pimpinan RSUD Soewandie dan RSUD Bhakti Dharma Husada diminta untuk memberi minum wedang pokak dan telur rebus itu, sepanjang boleh dikonsumsi oleh pasien.
"Selain pasien, petugasnya juga, termasuk perawat dan dokternya," kata dia.
Menurutnya, di rumah sakit, pembuatan minuman wedang pokak dan telur rebus lebih mudah, karena memiliki dapur sendiri, apalagi setiap hari melayani konsumsi pasien.
Selain itu, ia menjelaskan dapur umum yang didirikan sejak empat hari lalu hanya bisa melayani tiga kecamatan, yakni Semampir, Kenjeran dan Bulak. Setelah itu, dilanjutkan ke enam kecamatan yang diberi pokak dan telur, meliputi Wonokromo, Asemrowo, Tambaksari, Jambangan, Gayungan dan Sawahan.
"Bahkan kemarin, kita kirim ke Sukolilo, Rungkut, Gunung Anyar dan Tengggilis," katanya.
Besarnya jumlah warga yang harus diberi wedang pokak dan telur, menuntut bertambah banyaknya pula tenaga operasional di dapur umum itu. Ia pun bersyukur tenaga operasional di dapur umum itu terus bertambah setiap harinya. Jika di awal pendirian terdapat sekitar 100 orang, kini tenaga yang terlibat di dapur umum itu mencapai 300 orang.
"Kita tidak menginstruksikan. Di Pemkot Surabaya ketika bisa dikerjakan dengan gotong royong, semua organisasi perangkat daerah (OPD) siap bantu, tanpa diperintah," katanya.
Dengan bertambahnya jumlah tenaga yang terlibat di dapur umum itu, praktis tenda yang dibutuhkan juga semakin banyak. Pada hari pertama hanya terdapat empat tenda, di hari kedua sudah bertambah delapan tenda, dan sekarang menjadi 12 tenda. Meski jumlah warga yang dilayani banyak, namun dukungan dari berbagai elemen masyarakat juga mengalir.
"Tadi ada bantuan dari Ikatan Notaris yang membantu telur sama Jahe, ada dari perusahaan spiku bantu sekitar 3.000 telur dan dari Comfeed bantu sekitar 700 kilogram telur. Jadi masyarakat banyak yang bantu, kami sampaikan terima kasih banyak atas bantuan ini," demikian Eddy Christyanto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020