Seorang nelayan dilaporkan hilang setelah perahu yang ditumpangi bersama dua nelayan lain dihempas ombak besar dan terbalik hingga pecah sehingga mereka harus berjibaku menyelamatkan diri menuju tepi Pantai Watukarung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Kamis.

Satu dari tiga nelayan yang hilang diketahui bernama Yakub, asal Desa Watukarung. Dia hanyut dan tenggelam begitu kapal yang ditumpanginya terbalik dan pecah.

Sementara dua rekannya, Ashari dan Slamet berhasil menyelamatkan diri dengan berenang merambati pelampung jaring tangkap milik nelayan lain hingga tepi pantai.

"Dua nelayan ini selamat, namun satu masih hilang dan belum ditemukan. Kami masih mencoba terus melakukan pencarian," kata Kapolsek Pringkuku Iptu Sunaryo.

Pencarian sempat dilakukan hingga sore. Namun karena belum kunjung ada tanda-tanda keberadaan korban, sementara waktu beranjak gelap, pencarian sementara dihentikan.

"Pencarian akan dilanjutkan besok pagi bersama tim gabungan pencarian di pesisir pantai sekitar lokasi kejadian," katanya menambahkan.

Disebutkan, insiden kecelakaan laut terjadi hampir bersamaan dengan gempa tektonik pada pukul 15.05 WIB, hanya selang dua menit setelah gempa berkekuatan 5.0 SR terjadi di radius 106 kilometer barat daya pantai Pacitan.

Anshari, salah satu korban selamat, mengatakan, mereka berangkat melaut ke perairan Kasap sekitar pukul 14.30 WIB.

Yakub, Slamet dan Ashari pun mulai menebar jaring di sekitar lepas pantai. Namun, baru beberapa menit beraktivitas menurunkan jaring, mendadak datang ombak besar yang langsung menghantam kapal mereka sehingga terbalik dan pecah.

"Kami memang sudah biasa memasang jaring di seputar situ, namun tidak sebesar itu ombaknya," tutur Ashari.

Ia menduga, ombak besar yang menghantam perahu mereka merupakan efek dari gempa sekitar pukul 15:03 WIB yang tercatat BMKG dengan episentrum di titik ordinat 8.99 LS, 110.60 BT.

Gempa itu berjarak 106 kilometer barat daya, Pacitan, Jawa Timur dengan kedalaman sekitar 15 kilometer.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020