Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kabupaten Jember melakukan edukasi kepada siswa SDN Klungkung 2 terkait dengan mitigasi bencana banjir pascabanjir bandang yang menerjang bantaran Kali (sungai) Jompo di Desa Klungkung, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Tim ACT-MRI Jember mengadakan kegiatan Humanity day dengan tema 'Mitigasi Bencana Banjir' kepada 20 siswa SDN 2 Klungkung dan kegiatan itu tidak hanya diikuti oleh siswa, namun juga para guru dan beberapa warga sekitar.
"Kegiatan itu memiliki tujuan utama untuk memberikan edukasi pada anak-anak, warga dan guru tentang langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi bencana banjir," kata Koordinator Daerah Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kabupaten Jember Wahyu S Permana dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Kabupaten Jember, Senin.
Menurutnya kegiatan itu sebenarnya bertujuan untuk mengedukasi anak-anak, guru, warga sekitar tentang apa saja yang harus dilakukan saat bencana datang, khususnya banjir, karena di Desa Klungkung merupakan salah satu desa rawan banjir dan banjir bandang. Selain itu ACT juga melakukan kegiatan pembagian alat-alat sekolah serta bantuan makanan sehat, seperti susu.
"Kegiatan mitigasi bencana diawali dengan memberikan materi ringan di kelas tentang kebencanaan yang disampaikan melalui nyanyian dan game, dilanjutkan dengan kegiatan luar ruangan yang diikuti oleh siswa, guru dan beberapa warga sekitar yang diakhiri dengan pembagian alat sekolah bagi para siswa," katanya.
Staff Program ACT Jember Dani Ardissa berharap kegiatan seperti itu tidak hanya dilakukan di SDN 2 Klungkung, namun juga di sekolah-sekolah lain di Kabupaten Jember.
"ACT-MRI sebenarnya berharap bukan hanya memberikan pelatihan mitigasi bencana di SDN Klungkung saja, namun lebih banyak sekolah lain di Jember karena datangnya bencana tidak pernah bisa ditebak kapan dan berupa apa saja," ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, pelatihan mitigasi bencana tersebut sangat penting diberikan kepada masyarakat utamanya di daerah rawan bencana, sehingga dapat diminimalisir terjadinya korban.
Kepala SDN 2 Klungkung Agus Mustofa menjelaskan sekolah sempat diliburkan akibat banjir bandang yang melanda bantaran Kali Jompo karena banyak anak-anak yang melintasi daerah tersebut untuk ke sekolah, sehingga pihaknya mengucapkan banyak terimaksih kepada tim ACT- MRI yang telah memberikan pendidikan kebencanaan bagi guru dan juga siswa di sekolah setempat.
"Kami dari pihak SDN 2 Klungkung merasa senang dan mengucapkan terima kasih karena teman-teman relawan mau memberikan edukasi kepada kami tentang bencana, sehingga berharap kegiatan itu bukan hanya sekali dilakukan tapi bisa lebih sering lagi secara berkesinambungan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Tim ACT-MRI Jember mengadakan kegiatan Humanity day dengan tema 'Mitigasi Bencana Banjir' kepada 20 siswa SDN 2 Klungkung dan kegiatan itu tidak hanya diikuti oleh siswa, namun juga para guru dan beberapa warga sekitar.
"Kegiatan itu memiliki tujuan utama untuk memberikan edukasi pada anak-anak, warga dan guru tentang langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi bencana banjir," kata Koordinator Daerah Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kabupaten Jember Wahyu S Permana dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Kabupaten Jember, Senin.
Menurutnya kegiatan itu sebenarnya bertujuan untuk mengedukasi anak-anak, guru, warga sekitar tentang apa saja yang harus dilakukan saat bencana datang, khususnya banjir, karena di Desa Klungkung merupakan salah satu desa rawan banjir dan banjir bandang. Selain itu ACT juga melakukan kegiatan pembagian alat-alat sekolah serta bantuan makanan sehat, seperti susu.
"Kegiatan mitigasi bencana diawali dengan memberikan materi ringan di kelas tentang kebencanaan yang disampaikan melalui nyanyian dan game, dilanjutkan dengan kegiatan luar ruangan yang diikuti oleh siswa, guru dan beberapa warga sekitar yang diakhiri dengan pembagian alat sekolah bagi para siswa," katanya.
Staff Program ACT Jember Dani Ardissa berharap kegiatan seperti itu tidak hanya dilakukan di SDN 2 Klungkung, namun juga di sekolah-sekolah lain di Kabupaten Jember.
"ACT-MRI sebenarnya berharap bukan hanya memberikan pelatihan mitigasi bencana di SDN Klungkung saja, namun lebih banyak sekolah lain di Jember karena datangnya bencana tidak pernah bisa ditebak kapan dan berupa apa saja," ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, pelatihan mitigasi bencana tersebut sangat penting diberikan kepada masyarakat utamanya di daerah rawan bencana, sehingga dapat diminimalisir terjadinya korban.
Kepala SDN 2 Klungkung Agus Mustofa menjelaskan sekolah sempat diliburkan akibat banjir bandang yang melanda bantaran Kali Jompo karena banyak anak-anak yang melintasi daerah tersebut untuk ke sekolah, sehingga pihaknya mengucapkan banyak terimaksih kepada tim ACT- MRI yang telah memberikan pendidikan kebencanaan bagi guru dan juga siswa di sekolah setempat.
"Kami dari pihak SDN 2 Klungkung merasa senang dan mengucapkan terima kasih karena teman-teman relawan mau memberikan edukasi kepada kami tentang bencana, sehingga berharap kegiatan itu bukan hanya sekali dilakukan tapi bisa lebih sering lagi secara berkesinambungan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020