Sektor pariwisata di kawasan pesisir Pancer, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dikhawatirkan ikut terdampak aksi masyarakat yang pro dan kontra soal izin kegiatan penambangan emas di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, ujar penggerak pariwisata setempat.
Ketua Kelompok Masyarakat Wisata Pantai Mustika Pancer, Budi Wahyono, dalam keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Kamis, mengemukakan bahwa sektor pariwisata di Pancer sedang berkembang dan membutuhkan situasi kondusif agar semakin dilirik wisatawan.
"Pro-kontra soal tambang emas yang muncul saat ini justru berpotensi merugikan pariwisata Pancer," katanya menanggapi aksi sekelompok orang di Kantor Gubernur Jatim di Surabaya beberapa hari terakhir yang menolak kegiatan tambang emas di Dusun Pancer.
Hingga saat ini pro dan kontra soal izin kegiatan pertambangan emas yang dilakukan anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk, yakni PT Bumi Suksesindo (BSI) dan PT Damai Suksesindo (DSI) di Dusun Pancer, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, terus bergulir.
Menurut salah satu warga Dusun Pancer, Prasetyo, aksi penolakan tambang emas itu mulai dimanfaatkan beberapa oknum untuk memperkeruh kondisi.
Bahkan, lanjut Prasetyo, demo di depan Kantor Gubernur Jatim yang mengatasnamakan aksi warga Pancer dianggap tidak sah, karena dilakukan aktivis dan peserta demo yang tidak diketahui asal usulnya.
"Kami mohon Ibu Gubernur tidak terkecoh. Mayoritas warga Pancer tidak setuju dengan demo tersebut. Ini mencederai komunikasi baik yang sudah terjalin di antara kami dan segelintir orang tersebut sudah mengecoh lembaga-lembaga dengan membawa-bawa nama desa kami," ujar Prasetyo.
Secara tegas, tambah Prasetyo, warga Dusun Pancer meminta para pelaku demo itu untuk menunjukkan jati diri kalau benar-benar warga Pancer.
"Ayo kita cek KTP-nya, apa benar dan berapa banyak warga Pancer yang ikut demo itu," tambahnya.
Ia menambahkan, "Warga Pancer ada ribuan, kalau ada segelintir yang mungkin memang masih belum sepakat soal tambang emas, silakan saja demo, itu haknya. Tapi, jangan mengatasnamakan warga dusun kami," tandas Sundik, warga Pancer yang juga Ketua Karang Taruna ini.
Dikonfirmasi terpisah, Corporate Communication Manager PT Merdeka Copper Gold Tbk, Tom Malik, mengatakan bahwa pihaknya siap berdiolag dengan masyarakat untuk mencari solusi terbaik terkait permasalahan yang muncul, tanpa ada konflik.
"Mari duduk bersama dan memberikan masukan kepada kami. Setiap kritikan kami terima sebagai masukan untuk bahan perbaikan. Kami sangat membuka diri untuk sebuah dialog dengan siapa saja demi kebaikan bersama agar kegiatan penambangan di Dusun Pancer tetap memberi manfaat bagi masyarakat," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Ketua Kelompok Masyarakat Wisata Pantai Mustika Pancer, Budi Wahyono, dalam keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Kamis, mengemukakan bahwa sektor pariwisata di Pancer sedang berkembang dan membutuhkan situasi kondusif agar semakin dilirik wisatawan.
"Pro-kontra soal tambang emas yang muncul saat ini justru berpotensi merugikan pariwisata Pancer," katanya menanggapi aksi sekelompok orang di Kantor Gubernur Jatim di Surabaya beberapa hari terakhir yang menolak kegiatan tambang emas di Dusun Pancer.
Hingga saat ini pro dan kontra soal izin kegiatan pertambangan emas yang dilakukan anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk, yakni PT Bumi Suksesindo (BSI) dan PT Damai Suksesindo (DSI) di Dusun Pancer, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, terus bergulir.
Menurut salah satu warga Dusun Pancer, Prasetyo, aksi penolakan tambang emas itu mulai dimanfaatkan beberapa oknum untuk memperkeruh kondisi.
Bahkan, lanjut Prasetyo, demo di depan Kantor Gubernur Jatim yang mengatasnamakan aksi warga Pancer dianggap tidak sah, karena dilakukan aktivis dan peserta demo yang tidak diketahui asal usulnya.
"Kami mohon Ibu Gubernur tidak terkecoh. Mayoritas warga Pancer tidak setuju dengan demo tersebut. Ini mencederai komunikasi baik yang sudah terjalin di antara kami dan segelintir orang tersebut sudah mengecoh lembaga-lembaga dengan membawa-bawa nama desa kami," ujar Prasetyo.
Secara tegas, tambah Prasetyo, warga Dusun Pancer meminta para pelaku demo itu untuk menunjukkan jati diri kalau benar-benar warga Pancer.
"Ayo kita cek KTP-nya, apa benar dan berapa banyak warga Pancer yang ikut demo itu," tambahnya.
Ia menambahkan, "Warga Pancer ada ribuan, kalau ada segelintir yang mungkin memang masih belum sepakat soal tambang emas, silakan saja demo, itu haknya. Tapi, jangan mengatasnamakan warga dusun kami," tandas Sundik, warga Pancer yang juga Ketua Karang Taruna ini.
Dikonfirmasi terpisah, Corporate Communication Manager PT Merdeka Copper Gold Tbk, Tom Malik, mengatakan bahwa pihaknya siap berdiolag dengan masyarakat untuk mencari solusi terbaik terkait permasalahan yang muncul, tanpa ada konflik.
"Mari duduk bersama dan memberikan masukan kepada kami. Setiap kritikan kami terima sebagai masukan untuk bahan perbaikan. Kami sangat membuka diri untuk sebuah dialog dengan siapa saja demi kebaikan bersama agar kegiatan penambangan di Dusun Pancer tetap memberi manfaat bagi masyarakat," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020