Perusahaan galangan PT PAL Indonesia membangun Dual Fuel Engine Barge Mounted Power Plant (BMPP) atau pembangkit listrik terapung berdaya total 150 megawatt pesanan dari PT Indonesia Power.

Direktur Rekayasa Umum dan Pemeliharaan, Perbaikan PT PAL Indonesia Sutrisno menjelaskan, total pembangkit listrik terapung berdaya 150 megawatt itu akan dibangun dalam tiga unit, yaitu dua unit masing-masing berdaya 60 megawatt, serta satu unit berdaya 30 megawatt.

"Ini bukan pertama kalinya kami membangun pembangkit listrik terapung. Tahun 1997 kita pernah membangun yang 30 megawatt. Barangnya masih ada. Sekarang ini kami akan membangun lagi yang lebih canggih dan modern mengikuti perkembangan teknologi terkini," katanya kepada wartawan di sela prosesi first steel cutting atau pemotongan baja pertama yang menandai pembangunan satu unit pembangkit listrik terapung berdaya 60 megawatt di Surabaya, Rabu.  

Menurut dia, pembangunan total tiga unit pembangkit listrik terapung pesanan PT Indonesia Power tersebut akan dilakukan secara bertahap. Masing-masing pembangunannya membutuhkan waktu sekitar 15 bulan.

"Untuk unit yang pertama ini targetnya selesai dibangun pada bulan Januari 2021," ujarnya.

Direktur Pengembangan dan Niaga PT Indonesia Power Adi Supriono menandaskan, pemesanan tiga unit pembangkit listrik terapung ini nilainya mencapai Rp2,7 triliun.

"Untuk yang 60 megawatt, perunitnya Rp1 triliunan. Sedangkan yang 30 megawatt sekitar Rp600 miliar," katanya. 

Adi mengungkapkan, pembangkit listrik terapung sangat dibutuhkan di Indonesia yang merupakan negara kepulauan. 

"Berbeda dengan pembangkit listrik yang tertanam di tanah. Dengan pembangkit listrik terapung, katakanlah ada kesulitan pembangkit di satu wilayah, kita bisa segera pindahkan. Jadi sangat membantu, misalnya di Palu waktu ada gempa, kelistrikannya darurat, keberadaan pembangkit listrik terapung sangat membantu," ucapnya.

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020