Bakal Calon Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menempati posisi pertama dengan tingkat popularitas publik sebesar 69,1 persen dan disusul Kelana Aprilianto dengan pengenalan 49,9 persen, sebut lembaga survei Alvara Research Center.

CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali melalui keterangan pers yang diterima di Sidoarjo, Kamis, menjelaskan, untuk nama Bacabup Sidoarjo Bambang Haryo sebesar 29 persen dan Nur Ahmad Syaifuddin 20 persen.

"Sedangkan nama Hidar Assegaf sebesar 14,3 persen, Ahmad Amir Aslichin sebesar 10,9 persen, dan Bahrul Amig sebesar 10,5 persen," katanya.

Ia mengatakan, pada aspek elektabilitas (keterpilihan) jika Pilkada Sidoarjo dilakukan hari ini, Muhdlor masih yang tertinggi dengan 38,7 persen.

"Selisih elektabilitas Muhdlor dengan pesaing terdekatnya cukup jauh, yaitu Kelana 10,5 persen. Elektabilitas kandidat lainnya belum ada yang melampaui 10 persen, seperti Nur 6,4 persen, Bambang 4,4 persen, dan Achmad Amir Aslichin 1,9 persen. Sedangkan yang belum memutuskan 26,0 persen," katanya.

Menurutnya, hasil survei ini menunjukkan efektivitas kerja masing-masing kandidat seperti Muhdlor unggul karena kerja masif di tingkat akar rumput dan ketepatan isu yang diusung.

"Dari hasil wawancara ke responden, belum ada gerak lapangan yang semasif Muhdlor. Kandidat lain lebih bersifat sporadis dan hanya mengandalkan baliho," ujarnya.

Meski demikian, Hasanuddin menggarisbawahi, semua kandidat masih memiliki ruang untuk meningkatkan popularitas-elektabilitasnya, mengingat ada waktu sekitar 7 bulan hingga Pilkada.

"Semua kemungkinan masih terbuka, bergantung pada kecermatan komunikasi publik, kekuatan jaringan, dan seberapa intens menggarap akar rumput," ujar Hasanuddin.

Dalam survei ini, Alvara juga mengukur tingkat kepuasan publik. Hasilnya, kepuasan publik Sidoarjo sebesar 55,4 persen.

Warga paling tidak puas terhadap program pemberantasan korupsi, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja, dan infrastruktur jalan.

"Kepuasan publik yang relatif tak tinggi, yaitu hanya 55,4 prsen, menjadi ruang bagi seluruh kandidat untuk mengasosiasikan diri bukan bagian dari kepemimpinan sebelumnya," ujarnya.

Temuan survei juga menyebutkan, 91,90 persen responden dekat atau merasa berafiliasi dengan NU. Kemudian 7,74 persen Muhammadiyah, dan lainnya ormas-ormas agama selain NU dan Muhammadiyah.

Survei tersebut digelar pada 25 Januari-7 Februari 2020 dengan 1.005 responden yang diambil melalui metode multistage random sampling. Survei ini memiliki margin of error 3,16 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020