Pemerintah Jepang siap membantu proses pemulangan 78 warga negara Indonesia (WNI) yang berada dalam kapal pesiar Diamond Princess di perairan Yokohama apabila Pemerintah Indonesia nantinya memutuskan untuk memulangkan mereka.

"Kami belum mendapat informasi mengenai kebijakan Pemerintah Indonesia soal evakuasi WNI di kapal pesiar. Namun, kami akan siap dan senang untuk bekerja sama," kata Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii saat ditemui di sela perayaan Hari Ulang Tahun Kaisar di Jakarta, Selasa malam.

Dubes Ishii kembali menegaskan bahwa keputusan mengevakuasi tetap menjadi kewenangan Pemerintah Indonesia. Terkait itu, Pemerintah Jepang akan memfasilitasi komunikasi antara Pemerintah Indonesia dan perusahaan yang mengelola kapal pesiar Diamond Cruise.

"Kami siap bekerja sama, tetapi kita tetap harus berkomunikasi dengan pihak kapal pesiar," tegas dia.

Menurut Dubes Ishii, 78 WNI yang berada di kapal pesiar seluruhnya adalah kru kapal. Namun, dia belum dapat memberi jumlah pasti WNI yang telah terjangkit virus corona (COVID-19).

"Situasinya berubah menit ke menit. Saya tidak dapat menyampaikan jumlah yang pasti telah terkonfirmasi terjangkit virus," kata Dubes Ishii.

Walaupun demikian, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi hari ini di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, mengumumkan tiga dari 78 WNI yang berada dalam kapal pesiar Diamond Princess positif terjangkit virus Corona. Dua dari tiga WNI yang terjangkit telah dirawat di rumah sakit di Kota Chiba, sementara satu lainnya masih dalam perjalanan menuju RS.

Akan tetapi, baik Retno maupun Ishii belum dapat memberikan informasi tempat dirawatnya satu WNI yang terinfeksi COVID-19 tersebut.

Sejauh ini, 75 WNI lainnya masih menjalani masa karantina dalam kapal pesiar Diamond Princess. Masa karantina itu akan berakhir pada Rabu (19/2). (*)

 

Pewarta: Genta Tenri Mawangi

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020