Lebih dari 21 ribu sambungan rumah tangga pelanggan PDAM Kota Malang sejak beberapa hari terakhir mengalami "darurat" air bersih akibat bocornya pipa jaringan di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
"Terganggunya layanan PDAM kepada pelanggan ini murni gangguan teknis. Saya melihat secara langsung di lokasi hingga tengah malam Senin (13/1) sekitar pukul 23.00 WIB, kebocoran memang murni teknis dan sudah direkayasa berkali-kali tapi belum ketemu solusi," kata Wali Kota Malang Sutiaji di sela pengecekan pipa bocor di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Senin malam.
Selain melakukan rekayasa jaringan, kata Sutiaji, pihaknya juga sudah minta ke Perumda Tugu Tirta untuk mengajukan lagi ke Kementerian PUPR untuk mendapatkan bantuan pipa sebagai pengganti pipa yang bocor tersebut.
Didampingi Sekkota Malang Wasto yang juga Dewan Pengawas Perumda Tugu Tirta beserta jajaran Direksi Perumda Tugu Tirta, Sutiaji langsung turun ke dalam lubang pipa untuk memastikan masalah teknis kebocoran pipa di Desa Pulungdowo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, serta mendatangi rumah warga yang terdampak luapan air PDAM.
Sebelumnya Sutiaji juga sudah mendatangi kantor Perumda Tugu Tirta untuk segera mencari solusi, membantu warga terdampak dan meminta manajemen Perumda Tugu Tirta memberikan penjelasan kepada publik atas kondisi yang terjadi.
Atas kondisi dan ketidaknyamanan pelanggan tersebut, Direktur Utama Perumda Tugu Tirta, Nor Mukhlas meminta maaf kepada seluruh pelanggan PDAM yang terdampak. "Dengan tulus kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap pelanggan terdampak," ucapnya.
Mukhlas menerangkan tekanan debit air lebih tinggi daripada kemampuan penampang pipa yang terlewati. Untuk menghindari kebocoran dan kerusakan yang lebih parah, langkah teknis yang dilakukan adalah menurunkan aliran debit air, dan itu berdampak pada beberapa titik pelanggan, terutama kawasan timur Kota Malang.
Mukhlas menyampaikan sejumlah wilayah yang sebelumnya terdampak air mati kini sudah mulai teraliri, namun aliran airnya tidak terlalu deras karena masih dalam tahapan perbaikan pipa melalui rekayasa jaringan dengan mengambilkan ke sumber Wendit 1 dan Wendit 2 agar wilayah yang terganggu layanan bisa teraliri meskipun tidak deras.
Upaya lain yang dilakukan oleh PDAM Kota Malang kepada warga yang terdampak adalah memberikan air gratis melalui mobil tangki, bahkan selama proses perbaikan, masyarakat diminta untuk menandon air.
PDAM Kota Malang telah menyiapkan 10 kendaraan, baik mobil dan truk untuk mengangkut air bersih. Ada 3 unit tangki PDAM Kota Malang, 3 unit dari Dinas PUPR Perkim Kota Malang, 2 unit dari Perum Among Tirta Kota Batu, dan 2 unit Perum Tirta Kanjuruhan.
Untuk merehabilitasi jaringan pipa di kawasan tersebut, PDAM Kota Malang meminta bantuan ke Kementrian PUPR karena memerlukan biaya cukup besar. Biaya yang dibutuhkan untuk merehabilitasi jaringan tersebut sekitar Rp35 miliar jika memakai pipa Hdpe, Daxtil Rp195 miliar dan Ji Rp26 miliar.
Oleh karena itu, pihaknya meminta bantuan kepada pusat agar pipa yang berada di Jalan Raya Kidal tersebut tidak mengalami kebocoran terus menerus. "Di sana lokasinya cukup ekstrim karena berada di cekungan dengan panjang kurang lebih 3,7 km," paparnya.
Pipa yang mengalami kebocoran tersebut juga merupakan bantuan dari Kementerian PUPR pada 2014.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Terganggunya layanan PDAM kepada pelanggan ini murni gangguan teknis. Saya melihat secara langsung di lokasi hingga tengah malam Senin (13/1) sekitar pukul 23.00 WIB, kebocoran memang murni teknis dan sudah direkayasa berkali-kali tapi belum ketemu solusi," kata Wali Kota Malang Sutiaji di sela pengecekan pipa bocor di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Senin malam.
Selain melakukan rekayasa jaringan, kata Sutiaji, pihaknya juga sudah minta ke Perumda Tugu Tirta untuk mengajukan lagi ke Kementerian PUPR untuk mendapatkan bantuan pipa sebagai pengganti pipa yang bocor tersebut.
Didampingi Sekkota Malang Wasto yang juga Dewan Pengawas Perumda Tugu Tirta beserta jajaran Direksi Perumda Tugu Tirta, Sutiaji langsung turun ke dalam lubang pipa untuk memastikan masalah teknis kebocoran pipa di Desa Pulungdowo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, serta mendatangi rumah warga yang terdampak luapan air PDAM.
Sebelumnya Sutiaji juga sudah mendatangi kantor Perumda Tugu Tirta untuk segera mencari solusi, membantu warga terdampak dan meminta manajemen Perumda Tugu Tirta memberikan penjelasan kepada publik atas kondisi yang terjadi.
Atas kondisi dan ketidaknyamanan pelanggan tersebut, Direktur Utama Perumda Tugu Tirta, Nor Mukhlas meminta maaf kepada seluruh pelanggan PDAM yang terdampak. "Dengan tulus kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap pelanggan terdampak," ucapnya.
Mukhlas menerangkan tekanan debit air lebih tinggi daripada kemampuan penampang pipa yang terlewati. Untuk menghindari kebocoran dan kerusakan yang lebih parah, langkah teknis yang dilakukan adalah menurunkan aliran debit air, dan itu berdampak pada beberapa titik pelanggan, terutama kawasan timur Kota Malang.
Mukhlas menyampaikan sejumlah wilayah yang sebelumnya terdampak air mati kini sudah mulai teraliri, namun aliran airnya tidak terlalu deras karena masih dalam tahapan perbaikan pipa melalui rekayasa jaringan dengan mengambilkan ke sumber Wendit 1 dan Wendit 2 agar wilayah yang terganggu layanan bisa teraliri meskipun tidak deras.
Upaya lain yang dilakukan oleh PDAM Kota Malang kepada warga yang terdampak adalah memberikan air gratis melalui mobil tangki, bahkan selama proses perbaikan, masyarakat diminta untuk menandon air.
PDAM Kota Malang telah menyiapkan 10 kendaraan, baik mobil dan truk untuk mengangkut air bersih. Ada 3 unit tangki PDAM Kota Malang, 3 unit dari Dinas PUPR Perkim Kota Malang, 2 unit dari Perum Among Tirta Kota Batu, dan 2 unit Perum Tirta Kanjuruhan.
Untuk merehabilitasi jaringan pipa di kawasan tersebut, PDAM Kota Malang meminta bantuan ke Kementrian PUPR karena memerlukan biaya cukup besar. Biaya yang dibutuhkan untuk merehabilitasi jaringan tersebut sekitar Rp35 miliar jika memakai pipa Hdpe, Daxtil Rp195 miliar dan Ji Rp26 miliar.
Oleh karena itu, pihaknya meminta bantuan kepada pusat agar pipa yang berada di Jalan Raya Kidal tersebut tidak mengalami kebocoran terus menerus. "Di sana lokasinya cukup ekstrim karena berada di cekungan dengan panjang kurang lebih 3,7 km," paparnya.
Pipa yang mengalami kebocoran tersebut juga merupakan bantuan dari Kementerian PUPR pada 2014.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020