Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan pada Selasa (31/12) bahwa ia berharap Korea Utara akan memilih perdamaian daripada perang.
Pompeo menyatakan harapan itu sebagai tanggapan setelah Pemimpin Korut Kim Jong Un mengatakan akan memperkenalkan "senjata strategis baru" dalam waktu dekat ini.
"Jadi setelah melihat hal itu dinyatakan secara terbuka, kami tetap berharap bahwa Ketua Kim akan mengambil jalur berbeda," kata Pompeo saat diwawancarai Fox News.
"Kami berharap bahwa ... Ketua Kim akan mengambil keputusan yang tepat, bahwa ia akan memilih perdamaian dan kesejahteraan daripada konflik dan perang," kata Pompeo.
Selama wawancara terpisah dengan CBS News, Pompeo ditanya apakah dia merasa khawatir dengan pernyataan yang dikeluarkan Kim, yang mengatakan bahwa tidak ada lagi dasar bagi Korea Utara untuk mengikatkan diri pada penangguhan uji coba rudal balistik antarkawasan dan bom nuklir.
"Kalau Ketua Kim sudah melanggar komitmen yang dia sudah nyatakan sendiri kepada Presiden Trump, hal itu sangat mengecewakan," kata Pompeo.
"Dia membuat komitmen itu kepada Presiden Trump sebagai pertukaran atas persetujuan Presiden Trump untuk tidak menjalankan latihan militer besar-besaran. Kami selama ini menjaga komitmen tersebut. Kami tetap memegang harapan bahwa dia juga akan menjaga komitmennya."
Kim sebelumnya mengeluh bahwa Amerika Serikat terus melakukan latihan militer gabungan dengan Korea Selatan serta menggunakan persenjataan canggih dan menerapkan sanksi sambil melancarkan "tuntutan bagai gangster."
Trump, yang menjadi pemimpin pertama Amerika Serikat yang melakukan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara tahun lalu, telah berkali-kali mengagungkan penangguhan, yang mulai dijalankan sejak 2017, sebagai bukti bahwa kebijakannya untuk menggalang hubungan dengan Korea Utara adalah langkah yang berhasil.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Pompeo menyatakan harapan itu sebagai tanggapan setelah Pemimpin Korut Kim Jong Un mengatakan akan memperkenalkan "senjata strategis baru" dalam waktu dekat ini.
"Jadi setelah melihat hal itu dinyatakan secara terbuka, kami tetap berharap bahwa Ketua Kim akan mengambil jalur berbeda," kata Pompeo saat diwawancarai Fox News.
"Kami berharap bahwa ... Ketua Kim akan mengambil keputusan yang tepat, bahwa ia akan memilih perdamaian dan kesejahteraan daripada konflik dan perang," kata Pompeo.
Selama wawancara terpisah dengan CBS News, Pompeo ditanya apakah dia merasa khawatir dengan pernyataan yang dikeluarkan Kim, yang mengatakan bahwa tidak ada lagi dasar bagi Korea Utara untuk mengikatkan diri pada penangguhan uji coba rudal balistik antarkawasan dan bom nuklir.
"Kalau Ketua Kim sudah melanggar komitmen yang dia sudah nyatakan sendiri kepada Presiden Trump, hal itu sangat mengecewakan," kata Pompeo.
"Dia membuat komitmen itu kepada Presiden Trump sebagai pertukaran atas persetujuan Presiden Trump untuk tidak menjalankan latihan militer besar-besaran. Kami selama ini menjaga komitmen tersebut. Kami tetap memegang harapan bahwa dia juga akan menjaga komitmennya."
Kim sebelumnya mengeluh bahwa Amerika Serikat terus melakukan latihan militer gabungan dengan Korea Selatan serta menggunakan persenjataan canggih dan menerapkan sanksi sambil melancarkan "tuntutan bagai gangster."
Trump, yang menjadi pemimpin pertama Amerika Serikat yang melakukan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara tahun lalu, telah berkali-kali mengagungkan penangguhan, yang mulai dijalankan sejak 2017, sebagai bukti bahwa kebijakannya untuk menggalang hubungan dengan Korea Utara adalah langkah yang berhasil.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020