Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Lumajang akan mengoptimalkan peralihan pertanian anorganik menjadi pertanian organik di wilayah setempat.

"Saya ingin memastikan bahwa program pemerintah tentang prioritas peralihan pertanian anorganik menuju pertanian organik harus sesuai dengan rencana dan sesuai dengan tahapan yang direncanakan," kata Thoriqul Haq usai menghadiri panen raya padi di Desa Kaliboto Lor, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Jumat.

Menurut Thoriq, pertanian organik tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan produktivitas pertanian, ditambah dengan penggunaan alat mesin pertanian yang dikelola oleh Gabungan Kelompok Tani yang harus mulai digalakkan di Kabupaten Lumajang.

"Harapannya nanti kalau produksi beras organiknya banyak, akan kami branding sendiri bahwa beras Lumajang berkualitas, agar tidak dibeli murah oleh tengkulak dan petani mendapatkan untung," ucap sang bupati yang biasa dipanggil Cak Thoriq itu.

Ia mengatakan, produksi beras di Lumajang tiap tahun mengalami surplus, sehingga berharap keunggulan itu dapat dimaksimalkan. Nantinya beras yang diproduksi oleh petani Lumajang dapat dipasarkan dengan penguatan branding produk beras Lumajang, bisa merambah ke toko-toko ritel atau toko modern.

"Lumajang merupakan kabupaten yang hasil pertanian berasnya surplus, yakni produksi padi mencapai 170.000 sampai 200.000 ton yang terkonsumsi per tahun, sedangkan lebihnya sebanyak 400.000 ton tidak terkonsumsi," tuturnya.

Thoriq mengatakan, Pemkab Lumajang juga akan melakukan pendampingan melalui beberapa program, seperti memfasilitasi kemasan beras yang telah dihasilkan oleh para petani di Lumajang.

"Produksi beras petani akan diintervensi oleh pemkab dan beras itu akan dikemas dengan baik, sehingga bisa menambah nilai jual di pasaran sekaligus berdaya saing," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Gapoktan Kecamatan Jatiroto Kusman mengatakan, di Jatiroto ada 42 kelompok tani dengan luas garapan 1.359 hektare, sedangkan di Kelompok Harapan Tani Kaliboto Lor memiliki luas 96 hektare dan 8 hektare di antaranya akan dikonversi menjadi lahan padi organik.

"Intervensi yang dilakukan pemerintah dengan berbagai programnya dirasa sangat membantu para petani, terlebih bantuan alsintan seperti alat panen combine harvester dapat meningkatkan produksi gabah petani karena semakin kecilnya bulir padi yang terbuang," katanya.

Ia menjelaskan, produk beras Gapoktan Jatiroto juga telah memiliki pasar yang rutin membeli produknya yakni P. Mustikatama dan Kelompok Tani Hasil Tani Rojopolo, sehingga produksi padi gapoktan setempat tidak pernah keluar Lumajang dan tetap diproduksi di Lumajang, serta dikonsumsi masyarakat Lumajang.
 

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019