Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Universitas Nahdlatul Ulama (Unusa) Accounting and Finance Center (AFC), di kampus setempat, Kamis guna mengembangkan program one product one pesantren (OPOP).

Gubernur Jatim, Khofifah Indah Parawansa mengatakan, adanya Unusa AFC harus dilihat sebagai satu kesatuan. Karena menjadi bagian dari penguatan ekonomi umat.

"Secara spesifik melalui OPOP tapi kan ini butuh manajerial skill yang lebih luas.  Butuh aspek pendanaan yang lebih terjamin. Maka Unusa AFC ini menjadi satu kesatuan dengan training center of OPOP.  Dan training center ini juga harus berjejaring lebih luas," kata dia.

Khofifah menyebut saat bertemu pembuat kebijakan (policy maker) di Jakarta, pihaknya selalu menyampaikan bahwa ada sesuatu yang diharapkan untuk bisa memberikan kemandirian dan percepatan kesejahteraan terutama bagi para alumni pesnatren.

Maka tiga pilar OPOP yang meliputi santri,  pesantren dan socio preneur (alumni) akan bersinergi dengan MJC (milenials job center).

"Ini bagian dari presentase para milenial yang sudah mengikuti MJC yang berbasis di bakorwil. Pesantren yang terdekat dengan bakorwil kita berharap santrinya bisa tertarik dengan kameramen,  fotografer,  dan desain web. Ini area dimana gig ekonomi menjadi tren dunia," katanya. 

Selain itu, kebutuhan gig workers (kerja jangka pendek) kata dia, menjadi besar peminatnya. Antara sociopreneur, santripreneur dan pesantren dalam kerangka ekosistem OPOP. Menurutnya hal tersebut akan berseiring,  dan berjejaring dengan ekosistem MJC.

"Saya ingin ini menjadi kekuatan baru pertumbuhan pelaku ekonomi di Jatim. Sehingga kalau presiden cipta lapangan kerja.  Kita tidak selalu berpikir untuk yang menciptakan 100, 500, 1.000 lapangan kerja.  Tapi  kalau memiliki suistanable yang bagus saya rasa ini akan terus berkembang," ujarnya.

Sementara itu, Rektor Unusa Prof Jazidie keberadaan Unusa AFC akan snagat mendukung program OPOP yang diinisiasi Pemprov Jatim.

Terlebih para santripreneur yang lahir melalui OPOP tentu sangat membutuhkan berbagai informasi tentang keuangan maupun permodalan yang benar. Dan hal itu akan diperoleh melalui Unusa AFC. 

Jazidie juga menyebut jika keberadaan Unusa AFC dalam menjalankan program SI-Pinter Keuangan Jatim juga didukung oleh OJK bersama IDX Bursa Efek Indonesia, Inklusi Keuangan, dan Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan Daerah (FK-LJKD) Jawa Timur.

Sementara, secara internal Unusa AFC tentu juga bermanfaat buat mahasiswa Unusa karena menjadi tempat melakukan praktik kerja. Pasalnya saat bekerja mahasiswa akuntansi harus memiliki pengetahuan lebih mendalam tentang beragam produk industri keuangan non-bank.

"Kami sadar bahwa mahasiswa kami harus paham betul tentang keuangan, utamanya fintech yang saat ini begitu marak. Sebagai mahasiswa yang dibentuk menjadi entrepreneur ada kalanya mereka membutuhkan permodalan. Fintech menjadi salah satu sumber permodalan yang bisa diakses para entrepreneur muda," ujarnya. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019