Tim balap sepeda Indonesia harus puas dengan medali perak setelah kalah tipis dari tim Thailand pada nomor Team Time Trial (TTT) putra di SEA Games 2019 yang dihelat di Praying Hans Monumen, Tagaytay City, Filipina, Sabtu.
Aiman Cahyadi yang pada nomor ini tampil bersama Robin Manullang, Muhammad Abdurrohman, dan Odie Setiawan sebenarnya mengawali balapan sejauh 80 km dengan baik. Namun, mereka mengakhiri balapan dengan catatan waktu satu jam 49 menit 43,926 detik.
Catatan waktu yang dibukukan oleh tim Indonesia itu hanya terpaut 4,134 detik dengan sang peraih medali emas Thailand, yang diperkuat oleh Thurakit Boonratanathanakorn, Peerapol Chawchiangkwang, Sarawut Sirironnachai, dan Navuti Upongyu.
"Yang jelas hasil ini meleset dari target pelatih. Keberuntungan medali belum berpihak di TTT, apalagi hanya kalah empat detik," kata manajer timnas balap sepeda Indonesia Budi Saputra.
Untuk medali perunggu direbut oleh tuan rumah Filipina yang diperkuat oleh Ronald Oranza, Jhon Mark Camingao, Jan Paul Morales, dan George Luis Oconer dengan catatan waktu dua jam satu menit 39,099 detik atau terpaut satu menit 58,307 detik.
Kekuatan tim Thailand di nomor TTT sebelumnya sudah diprediksi oleh sang manajer timnas balap sepeda Budi Saputra. Hal ini ditunjukkan dengan menurunkan pebalap dengan spesifikasi komplet, yaitu kuat di tanjakan maupun lintasan datar seperti Aiman Cahyadi yang sehari-hari memperkuat PGN Road Cycling Team itu.
Trek yang dilalui, kata Budi, didominasi dengan tanjakan dan pebalap Thailand banyak yang berpengalaman, seperti Peerapol Chawchiangkwang yang sudah akrab dengan balapan dengan tanjakannya yang tinggi. Bahkan, pebalap ini sering tampil di Indonesia.
"Di kilometer 18 Robin Manullang lepas, dan tinggal tiga pebalap yang bertahan. Odie di kilometer 10 kaki kiri kram tapi tetap dipaksakan," kata Budi memambahkan.
Meski hanya meraih perak, Budi menilai TTT putra Indonesia mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil pada kejuaraan yang sama dua tahun lalu di Malaysia. Saat itu tim Indonesia hanya berada di posisi lima.
"Perubahan sistem kepelatihan dan peralatan dengan sports science sangat berpengaruh terhadap performa atlet," kata pria asal Purwakerto itu.
Dengan tambahan satu perak, disiplin road race sudah menyumbangkan tiga medali dengan rincian satu emas, satu perak dan satu perunggu. Masih ada satu peluang medali yang bisa diperebutkan, yaitu nomor individual road race.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Aiman Cahyadi yang pada nomor ini tampil bersama Robin Manullang, Muhammad Abdurrohman, dan Odie Setiawan sebenarnya mengawali balapan sejauh 80 km dengan baik. Namun, mereka mengakhiri balapan dengan catatan waktu satu jam 49 menit 43,926 detik.
Catatan waktu yang dibukukan oleh tim Indonesia itu hanya terpaut 4,134 detik dengan sang peraih medali emas Thailand, yang diperkuat oleh Thurakit Boonratanathanakorn, Peerapol Chawchiangkwang, Sarawut Sirironnachai, dan Navuti Upongyu.
"Yang jelas hasil ini meleset dari target pelatih. Keberuntungan medali belum berpihak di TTT, apalagi hanya kalah empat detik," kata manajer timnas balap sepeda Indonesia Budi Saputra.
Untuk medali perunggu direbut oleh tuan rumah Filipina yang diperkuat oleh Ronald Oranza, Jhon Mark Camingao, Jan Paul Morales, dan George Luis Oconer dengan catatan waktu dua jam satu menit 39,099 detik atau terpaut satu menit 58,307 detik.
Kekuatan tim Thailand di nomor TTT sebelumnya sudah diprediksi oleh sang manajer timnas balap sepeda Budi Saputra. Hal ini ditunjukkan dengan menurunkan pebalap dengan spesifikasi komplet, yaitu kuat di tanjakan maupun lintasan datar seperti Aiman Cahyadi yang sehari-hari memperkuat PGN Road Cycling Team itu.
Trek yang dilalui, kata Budi, didominasi dengan tanjakan dan pebalap Thailand banyak yang berpengalaman, seperti Peerapol Chawchiangkwang yang sudah akrab dengan balapan dengan tanjakannya yang tinggi. Bahkan, pebalap ini sering tampil di Indonesia.
"Di kilometer 18 Robin Manullang lepas, dan tinggal tiga pebalap yang bertahan. Odie di kilometer 10 kaki kiri kram tapi tetap dipaksakan," kata Budi memambahkan.
Meski hanya meraih perak, Budi menilai TTT putra Indonesia mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil pada kejuaraan yang sama dua tahun lalu di Malaysia. Saat itu tim Indonesia hanya berada di posisi lima.
"Perubahan sistem kepelatihan dan peralatan dengan sports science sangat berpengaruh terhadap performa atlet," kata pria asal Purwakerto itu.
Dengan tambahan satu perak, disiplin road race sudah menyumbangkan tiga medali dengan rincian satu emas, satu perak dan satu perunggu. Masih ada satu peluang medali yang bisa diperebutkan, yaitu nomor individual road race.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019