Kementerian Pertanian mengawali sosialisasi program teranyar yang baru diluncurkan, yakni Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) bagi para penyuluh pertanian, camat, Babinsa dan kalangan masyarakat pertanian guna mendorong terwujudnya kedaulatan pangan di Tanah Air.

Kostratani merupakan gerakan pembaruan yang digagas oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dimana pembaruan pembangunan pertanian dimulai dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di tingkat kecamatan untuk mengoptimalkan tugas, fungsi dan perannya dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian.

"Kostratani akan menjadikan BPP sebagai pusat pembangunan pertanian yang melibatkan seluruh pelaku pertanian yang ada di kecamatan. Adanya Kostratani membuat simpul koordinasi menjadi lebih baik dalam pembangunan pertanian di daerah," kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam rilis yang diterima di Malang, Jumat.

Menteri Pertanian mengatakan Kostratani merupakan proyek jangka panjang yang sudah dilengkapi dengan sistem artificial intelligence atau kecerdasan buatan untuk membangun pertanian sampai sudut pinggiran.

"Kita akan tarik semua komponen di desa untuk bersatu membangun pertanian. Kita akan melibatkan Babinsa dan Babinkamtibmas dalam mendukung program pertanian," paparnya.

Untuk itu, lanjutnya, berbagai program yang ditetapkan terkait Kostratani, dimana pada 100 hari pertama kerja ditetapkan akan terbentuk 400 Konstratani yang akan menjadi contoh di masa yang akan datang.

Sementara itu, Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Siti Munifah yang diwakili Kepala Bidang Penyelenggaraan Pendidikan BPPSDMP Kementan Ismaya Nita Rianti Parawan, mengemukakan program utama Kementerian Pertanian untuk membuat single data dan pusat pembangunan pertanian.

Selanjutnya, kata Ismaya, sebagai satu data yang akan berguna bagi pemangku kepentingan dalam menentukan kebijakan yang tepat serta pusat pembangunan pertanian.

BPP yang akan menjadi contoh, katanya, diharapkan mampu memfungsikan diri menjadi pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, pusat gerakan pemberdayaan petani, pusat data dan informasi pertanian serta pusat membangun network /jejaring kerja pembangunan pertanian.

"Jika kesemuanya itu terbentuk akan terjadilah atau menjelmalah BPP sebagai 'centre of excellence' pembangunan pertanian di tingkat kecamatan," ucapnya.

Menjawab program yang dimaksud oleh Mentan, BBPP melaksanakan sosialiasi Kosntratani yang dilanjutkan dengan bimbingan teknis untuk BPP yang ditunjuk. Provinsi Jawa Timur mendapatkan alokasi 125 orang peserta sosialisasi diawali dengan 11 kabupaten, dan peserta Bimtek Teknologi Informasi Pertanian sejumlah 41 orang.

Sosialisasi merupakan program jangka pendek dari Kementan demi segera mewujudkan kedaulatan pangan dan terdapat sinergi yang tepat mulai dari pusat hingga daerah sesuai harapan Menteri Pertanian. Program Kostratani diatur dalam Permentan RI Nomor 49 Tahun 2019.

Lewat gerakan Kostratani, kata Ismaya, nantinya BPP akan memotret data lapangan untuk memperkuat basis data pertanian yang nantinya dijadikan pijakan untuk membangun sektor pertanian terkait apa masalahnya, sektor apa yang akan dikembangkan, dan seterusnya.

Ismaya berharap BBPP dapat mendukung gerakan tersebut dengan memperkuat dan meningkatkan kapasitas dari penyuluh BPP maupun Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.

Kepala BBPP Ketindan Sumardi Noor mengatakan pihaknya mendukung penuh program yang digulirkan oleh Mentan terkait upaya meningkatkan kapasitas dari penyuluh BPP, terutama dalam hal penguasaan teknologi infrormasi dalam menjalankan tugasnya pada program Kostratani.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Hadi Sulistyo juga menyatakan Pemprov Jatim mendukung program pemerintah pusat dalam mengembangkan program Kostratani di semua lini (tingkat) karena mampu membantu dalam pengembangan pertanian yang lebih baik.

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019