Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menegaskan proyek Selingkar Wilis, yang rencananya menghubungkan beberapa daerah di Jatim bagian selatan masih dimatangkan, agar terintegrasi antara daerah dan pusat.
"Lingkar Wilis, Alhamdulillah ini saya sudah kontak. Arahan dari Gubernur bagaimana terintegrasi dari RPJMN (rencana pembangunan jangka menengah nasional). Dalam konsep perkembangan Jatim yang diamanahkan Presiden, ada tiga prioritas, ada Selingkar Wilis dan kawasan selatan disampaikan dalam rapat koordinasi daerah," katanya di Kediri, Minggu.
Ia menambahkan koordinasi tersebut untuk penyelarasan program nasional dan daerah. Artinya terdapat angin segar untuk mengakselerasi jalan lingkarnya.
Menurut dia, hal itu merupakan bentuk komunikasi lebih lanjut, sebab tidak mungkin dalam rentang satu tahun satu ruas bisa selesai.
"Kami bisa melakukan bertahap sampai selesai. Lingkar Wilis di atas. Jika di atas sudah selesai artinya konektivitas kawasan yang di atas, dimana biasanya dikeluhkan (masyarakat) merasa kurang peluang ekonomi, untuk selanjutnya bisa langsung terhubung, membangun potensi agrowisata di lingkar Wilis," kata dia.
Terkait dengan waktu pastinya mulai proyek tersebut, Emil mengatakan untuk pastinya masih belum dimatangkan. Jika awalnya diharapkan bisa 2022, saat ini pemerintah masih mencoba untuk mematangkan lokasi yang hendak dibangun terlebih dahulu.
Untuk tempat, ia menyebut juga belum dipastikan. Namun, saat dirinya masih menjabat sebagai Bupati Trenggalek, batas antara Kabupaten Trenggalek, Ponorogo, dan Tulungagung bisa tersambung. Namun, untuk Ponorogo, apakah ke arah Ngebel atau lainnya masih dibahas dengan kepala daerah.
Untuk pembangunan jalur dari Trenggalek ke Tulungagung, sudah dapat dana hampir Rp500 miliar yang menghubungkan Pantai Prigi di Kabupaten Trenggalek ke Pantai Popoh di Kabupaten Tulungagung.
Kediri, tambah dia, nantinya juga akan terimbas positif jika proyek ini sudah terealisasi. Terlebih lagi, dalam waktu dekat akan dibangun bandar udara di Kabupaten Kediri.
"Jika bagian selatan tersambung, manfaatnya juga ke Kediri, karena Kediri jadi pusatnya ekonomi di lingkar Wilis. Jadi, siap jemput peluang agar Jatim tidak hanya maju di (bagian) utara tapi juga dirasakan di selatan," kata Emil.
Pihaknya juga ikut mendorong agar masyarakat memanfaatkan berbagai macam peluang usaha. Terlebih lagi, saat ini teknologi sudah canggih. Ada banyak media platform yang memudahkan pemilik usaha untuk mengenalkan produknya.
Ia juga mendukung kebijakan Pemkot Kediri yang ikut mendorong agar warung dan pemilik UMKM lainnya untuk lebih mengenal dunia digital dalam mengembangkan usaha mereka. Sistem yang saat ini sudah dikembangkan oleh platform ini tentunya bisa membantu para pemilik usaha itu agar berkembang.
"Wali kota punya keberanian progresif mencoba membangun kemitraan ini. Manfaatnya adalah bagaimana mitra tidak harus kesulitan menyediakan barang, bisa dilakukan dengan menggunakan platform. Pembiayaan bisa masuk, sistem nontunai masuk, bisa kerja sama ada promo-promo," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Lingkar Wilis, Alhamdulillah ini saya sudah kontak. Arahan dari Gubernur bagaimana terintegrasi dari RPJMN (rencana pembangunan jangka menengah nasional). Dalam konsep perkembangan Jatim yang diamanahkan Presiden, ada tiga prioritas, ada Selingkar Wilis dan kawasan selatan disampaikan dalam rapat koordinasi daerah," katanya di Kediri, Minggu.
Ia menambahkan koordinasi tersebut untuk penyelarasan program nasional dan daerah. Artinya terdapat angin segar untuk mengakselerasi jalan lingkarnya.
Menurut dia, hal itu merupakan bentuk komunikasi lebih lanjut, sebab tidak mungkin dalam rentang satu tahun satu ruas bisa selesai.
"Kami bisa melakukan bertahap sampai selesai. Lingkar Wilis di atas. Jika di atas sudah selesai artinya konektivitas kawasan yang di atas, dimana biasanya dikeluhkan (masyarakat) merasa kurang peluang ekonomi, untuk selanjutnya bisa langsung terhubung, membangun potensi agrowisata di lingkar Wilis," kata dia.
Terkait dengan waktu pastinya mulai proyek tersebut, Emil mengatakan untuk pastinya masih belum dimatangkan. Jika awalnya diharapkan bisa 2022, saat ini pemerintah masih mencoba untuk mematangkan lokasi yang hendak dibangun terlebih dahulu.
Untuk tempat, ia menyebut juga belum dipastikan. Namun, saat dirinya masih menjabat sebagai Bupati Trenggalek, batas antara Kabupaten Trenggalek, Ponorogo, dan Tulungagung bisa tersambung. Namun, untuk Ponorogo, apakah ke arah Ngebel atau lainnya masih dibahas dengan kepala daerah.
Untuk pembangunan jalur dari Trenggalek ke Tulungagung, sudah dapat dana hampir Rp500 miliar yang menghubungkan Pantai Prigi di Kabupaten Trenggalek ke Pantai Popoh di Kabupaten Tulungagung.
Kediri, tambah dia, nantinya juga akan terimbas positif jika proyek ini sudah terealisasi. Terlebih lagi, dalam waktu dekat akan dibangun bandar udara di Kabupaten Kediri.
"Jika bagian selatan tersambung, manfaatnya juga ke Kediri, karena Kediri jadi pusatnya ekonomi di lingkar Wilis. Jadi, siap jemput peluang agar Jatim tidak hanya maju di (bagian) utara tapi juga dirasakan di selatan," kata Emil.
Pihaknya juga ikut mendorong agar masyarakat memanfaatkan berbagai macam peluang usaha. Terlebih lagi, saat ini teknologi sudah canggih. Ada banyak media platform yang memudahkan pemilik usaha untuk mengenalkan produknya.
Ia juga mendukung kebijakan Pemkot Kediri yang ikut mendorong agar warung dan pemilik UMKM lainnya untuk lebih mengenal dunia digital dalam mengembangkan usaha mereka. Sistem yang saat ini sudah dikembangkan oleh platform ini tentunya bisa membantu para pemilik usaha itu agar berkembang.
"Wali kota punya keberanian progresif mencoba membangun kemitraan ini. Manfaatnya adalah bagaimana mitra tidak harus kesulitan menyediakan barang, bisa dilakukan dengan menggunakan platform. Pembiayaan bisa masuk, sistem nontunai masuk, bisa kerja sama ada promo-promo," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019