Festival Pariopo Hodo di Desa Bantal, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Jumat (22/11) malam, menjadi ajang pertunjukan budaya yang menarik bagi masyarakat.

Ritual Hodo merupakan kebudayaan warga di Dusun Pariopo, Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, untuk meminta turun hujan setiap musim kemarau, dan telah berlangsung sejak ratusan tahun. Konon, budaya Hodo ini merupakan perpaduan antara nilai agama Islam dan kebudayaan masyarakat Madura dan Jawa.

"Pemerintah daerah melalui Dinas Priwisata menfasilitasi kegiatan Festival Pariopo Hodo ini, sebagai bentuk apresiasi, karena masyarakat Dusun Pariopo masih terus melestarikan kebudayaan leluhur," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Situbondo, Syaifullah di sela acara Festival Pariopo Hodo di Situbondo.

Menurut dia, melalui kebudayaan kehidupan masyarakat  akan lebih beradab, karena ada nilai-nilai norma yang terkandung di dalamnya. Kebudayaan Hodo ini sudah ada sejak tahun 1.800 dan hingga kini masih dilestarikan warga di desa itu.

Pemerintah Kabupaten Situbondo, lanjutnya, perlu menggelar Festival Pariopo Hodo agar generasi muda bisa mengenalnya dan terus melestarikan budaya meminta turun hujan itu.

"Kami berharap Festival Pariopo Hodo juga dipertontonkan di panggung seni terbuka Dewan Kesenian Situbondo (DKS), agar semakin dikenal masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Situbondo Hadi Prianto yang juga hadir dalam kegiatan ini, menyampaikan bahwa Festival Pariopo Hodo sangat luar biasa, dan ke depan ia menginginkan festival semacam itu dikemas lebih baik lagi menjadi festival berskala nasional maupun internasional.

"Ritual Hodo merupakan kebiasaan warga Pariopo meminta hujan yang terus dilestarikan. Kami (DPRD) dan Pemkab Situbondo akan terus memfasilitasi kegiatan ini, agar adat dan istiadat menjadi ikon budaya dan pariwisata," katanya.

Dalam pantauan, ribuan warga Desa Bantal, tampaj menikmati Festival Pariopo Hodo ini. Selain menampilkan budaya Hodo, warga juga dihibur berbagai hiburan musik local dan tarian khas Situbondo. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019