Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengimbau para kepala desa tentang pentingnya memberi perhatian kepada tim pemburu kemiskinan yang sudah ada di masing-masing desa.
"Dalam beberapa hari ini memang kami bertemu dengan ratusan kepala desa. Salah satu titik poinnya adalah kami sampaikan agar permasalahan kemiskinan menjadi concern bersama, dikerjakan gotong royong antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan desa," kata Bupati Azwar Anas kepada wartawan di Banyuwangi, Kamis.
Menurut ia, kepala desa perlu memberi fokus kepada tim pemburu kemiskinan yang bertugas mendata dan mengelola langkah-langkah intervensi kepada sasaran warga miskin melalui kolaborasi berbagai pihak.
Kualitas tata kelola penanganan permasalahan, katanya, harus ditingkatkan bersama, karena Banyuwangi sudah punya sistem dan mekanisme, tapi perlu terus disempurnakan karena dinamika di lapangan pasti ada perubahan.
"Sekarang kami juga akan update Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar bisa semakin sinkron dengan Kementerian Sosial. Bahkan, ke depan sistem dan mekanisme yang telah dimiliki Banyuwangi harus bisa terintegrasi dengan Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS-NG) dari Kemensos," paparnya.
Tim pemburu kemiskinan di tingkat desa, lanjut Anas, sangat diperlukan untuk meningkatkan ketepatan penyaluran bansos.
"Jangan sampai yang berhak menerima bantuan sosial malah tidak menerima. Sebaliknya yang tidak berhak malah diprioritaskan," ucapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kesejahteraan sosial ekonomi warga Banyuwangi terus menunjukkan perbaikan. Pendapatan per kapita warga Banyuwangi melonjak dari Rp20,8 juta per orang per tahun menjadi Rp48,7 juta per orang per tahun pada 2018.
Sedangkan angka kemiskinan, menurun cukup pesat menjadi level 7,8 persen pada 2018, jauh lebih rendah dibanding sebelumnya yang selalu tembus dua digit.
Bupati Azwar Anas menambahkan, untuk semakin mengakselerasi pengentasan kemiskinan, Pemkab Banyuwangi berencana berkolaborasi dengan situs crowdfunding skala nasional untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia bergotong royong membantu Banyuwangi.
"Meski kini tingkat kemiskinan sudah bisa ditekan cukup besar, tentu tidak boleh berhenti. Di Banyuwangi kan ada program Rantang Kasih dengan distribusi makanan kepada lansia miskin. Program itu bisa ditingkatkan skala dan kualitasnya, salah satunya kami akan gandeng salah satu situs crowd funding dan mekanismenya masih dibicarakan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Dalam beberapa hari ini memang kami bertemu dengan ratusan kepala desa. Salah satu titik poinnya adalah kami sampaikan agar permasalahan kemiskinan menjadi concern bersama, dikerjakan gotong royong antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan desa," kata Bupati Azwar Anas kepada wartawan di Banyuwangi, Kamis.
Menurut ia, kepala desa perlu memberi fokus kepada tim pemburu kemiskinan yang bertugas mendata dan mengelola langkah-langkah intervensi kepada sasaran warga miskin melalui kolaborasi berbagai pihak.
Kualitas tata kelola penanganan permasalahan, katanya, harus ditingkatkan bersama, karena Banyuwangi sudah punya sistem dan mekanisme, tapi perlu terus disempurnakan karena dinamika di lapangan pasti ada perubahan.
"Sekarang kami juga akan update Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar bisa semakin sinkron dengan Kementerian Sosial. Bahkan, ke depan sistem dan mekanisme yang telah dimiliki Banyuwangi harus bisa terintegrasi dengan Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS-NG) dari Kemensos," paparnya.
Tim pemburu kemiskinan di tingkat desa, lanjut Anas, sangat diperlukan untuk meningkatkan ketepatan penyaluran bansos.
"Jangan sampai yang berhak menerima bantuan sosial malah tidak menerima. Sebaliknya yang tidak berhak malah diprioritaskan," ucapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kesejahteraan sosial ekonomi warga Banyuwangi terus menunjukkan perbaikan. Pendapatan per kapita warga Banyuwangi melonjak dari Rp20,8 juta per orang per tahun menjadi Rp48,7 juta per orang per tahun pada 2018.
Sedangkan angka kemiskinan, menurun cukup pesat menjadi level 7,8 persen pada 2018, jauh lebih rendah dibanding sebelumnya yang selalu tembus dua digit.
Bupati Azwar Anas menambahkan, untuk semakin mengakselerasi pengentasan kemiskinan, Pemkab Banyuwangi berencana berkolaborasi dengan situs crowdfunding skala nasional untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia bergotong royong membantu Banyuwangi.
"Meski kini tingkat kemiskinan sudah bisa ditekan cukup besar, tentu tidak boleh berhenti. Di Banyuwangi kan ada program Rantang Kasih dengan distribusi makanan kepada lansia miskin. Program itu bisa ditingkatkan skala dan kualitasnya, salah satunya kami akan gandeng salah satu situs crowd funding dan mekanismenya masih dibicarakan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019