Sebanyak 24 prajurit Mali tewas dan 29 lainnya terluka dalam serangan terhadap patroli militer di Mali utara pada Senin, di mana 17 gerilyawan juga ikut tewas, menurut juru bicara militer.

Negara Afrika Barat itu masih trauma akibat serangan terhadap pos militer yang menewaskan 54 orang pada awal November - salah satu serangan paling mematikan terhadap militernya baru-baru ini. Peristiwa itu menyoroti tingginya jangkauan dan kecanggihan kelompok bersenjata yang aktif di kawasan tersebut.


Patroli Mali yang diserang pada Senin berada di Tabankort, kawasan Gao, saat operasi gabungan dengan Niger melawan gerilyawan terjadi di dekat perbatasan.

"Selama serangan ini, 24 pasukan Mali tewas dan 29 lainnya terluka serta peralatan militer rusak. Sementara itu, di pihak musuh 17 orang tewas dan sejumlah lainnya ditangkap," kata juru bicara militer, Diarran Kone.

Pihak berwenang belum mengungkap siapa penyerangnya atau mengidentifikasi dari kelompok mana mereka berasal. Dari benteng yang berada di Mali, kelompok yang berafiliasi dengan Alqaida dan ISIS mampu menyebar ke seluruh Sahel, mengacaukan sejumlah wilayah di Niger dan Burkina Faso.

Pada musim gugur ini kekerasan melonjak dengan besarnya kerugian militer dan sipil di Mali dan Burkina Faso.

Sumber: Reuters

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019