Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bima Suci menuntaskan misi pelayaran diplomasi maritim duta bangsa tahun 2019 setelah mengarungi sembilan negara di Benua Asia dan Australia.
"Alhamdulillah, KRI Bima Suci telah menyelesaikan misi pelayaran duta bangsa di negara-negara Benua Asia dan Austrilia tepat waktu seperti yang direncanakan, yaitu 99 hari," ujar Panglima Komando Armada (Koamarda) II Laksamana Muda (Laksda) TNI Heru Kusmanto saat menyambut kedatangan KRI Bima Suci di Dermaga Ujung Koarmada II Surabaya, Selasa.
Baca juga: KRI Bima Suci jalankan misi diplomasi maritim tiga bulan
Pelayaran ini menempuh rute sejauh 12.701 mil laut, terhitung sejak 5 Agustus lalu, dengan menempuh rute Surabaya, Manila (Filipina), Osaka (Jepang), Busan (Korsel), Shanghai (China), Brunai Darussalam, Lumut (Malaysia), Phuket (Thailand), Rangon (Myanmar), Padang, Tanjung Benoa - Bali, Darwin (Australia), hingga akhirnya hari ini kembali ke Surabaya.
Dalam misi tersebut KRI Bima Suci membawa 103 taruna dan taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke- 66 yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Kartika Jala Krida.
"Melalui pelayaran ini mereka telah memperkenalkan bangsa Indonesia kepada dunia internasional. Mereka mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia. Selain itu, di tiap negara yang disinggahi, Satgas Kartika Jala Krida juga membangun rasa persaudaraan dan hubungan baik di bidang maritim dan keangkatanlautan," ujar Laksda Heru.
Baca juga: KRI Bima Suci tinggalkan Bali menuju Australia
Gubernur AAL Laksda Edi Sucipto menandaskan, keikutsertaan taruna dan taruni AAL Angkatan ke- 66 dalam pelayaran ini adalah untuk mempraktekkan seluruh pelajaran profesi dasar matra laut pada keadaan yang sebenarnya.
"Mereka adalah calon prajurit. Kartika Jala Krida bertujuan untuk membentuk mental kejuangan dan karakter prajurit matra laut," ujarnya.
Baca juga: Kedatangan KRI Bima Suci di Banyuwangi disambut meriah
Laksda Edi berharap pengalaman yang diperoleh para taruna selama pelayaran bersama KRI Bima Suci dapat memberikan wawasan pergaulan internasional di tiap negara yang disinggahi.
"Mereka menjalankan peran diplomasi TNI, TNI AL dan AAL menuju World Class Navy dan World Class Naval Academy," ucapnya.
Salah seorang taruni Fitria Dwi Ratnasari mengaku mendapat pengalaman berharga selama 99 hari mengikuti pelayaran maritim duta bangsa bersama KRI Bima Suci.
Selain dapat mempraktekkan seluruh mata pelajaran profesi dasar matra laut yang didapat di AAL, ada satu pengalaman yang dirasa tidak bakal terlupakan bagi gadis berusia 20 tahun asal Banjarnegara, Jawa Tengah, ini.
"Kami menjumpai badai typhoon di China. Kami harus menunggu sampai badai tersebut reda. Pelayaran kami pun terlambat sehari dari waktu yang dijadwalkan untuk sampai di pelabuhan tujuan, Shanghai China," katanya, mengenang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Alhamdulillah, KRI Bima Suci telah menyelesaikan misi pelayaran duta bangsa di negara-negara Benua Asia dan Austrilia tepat waktu seperti yang direncanakan, yaitu 99 hari," ujar Panglima Komando Armada (Koamarda) II Laksamana Muda (Laksda) TNI Heru Kusmanto saat menyambut kedatangan KRI Bima Suci di Dermaga Ujung Koarmada II Surabaya, Selasa.
Baca juga: KRI Bima Suci jalankan misi diplomasi maritim tiga bulan
Pelayaran ini menempuh rute sejauh 12.701 mil laut, terhitung sejak 5 Agustus lalu, dengan menempuh rute Surabaya, Manila (Filipina), Osaka (Jepang), Busan (Korsel), Shanghai (China), Brunai Darussalam, Lumut (Malaysia), Phuket (Thailand), Rangon (Myanmar), Padang, Tanjung Benoa - Bali, Darwin (Australia), hingga akhirnya hari ini kembali ke Surabaya.
Dalam misi tersebut KRI Bima Suci membawa 103 taruna dan taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke- 66 yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Kartika Jala Krida.
"Melalui pelayaran ini mereka telah memperkenalkan bangsa Indonesia kepada dunia internasional. Mereka mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia. Selain itu, di tiap negara yang disinggahi, Satgas Kartika Jala Krida juga membangun rasa persaudaraan dan hubungan baik di bidang maritim dan keangkatanlautan," ujar Laksda Heru.
Baca juga: KRI Bima Suci tinggalkan Bali menuju Australia
Gubernur AAL Laksda Edi Sucipto menandaskan, keikutsertaan taruna dan taruni AAL Angkatan ke- 66 dalam pelayaran ini adalah untuk mempraktekkan seluruh pelajaran profesi dasar matra laut pada keadaan yang sebenarnya.
"Mereka adalah calon prajurit. Kartika Jala Krida bertujuan untuk membentuk mental kejuangan dan karakter prajurit matra laut," ujarnya.
Baca juga: Kedatangan KRI Bima Suci di Banyuwangi disambut meriah
Laksda Edi berharap pengalaman yang diperoleh para taruna selama pelayaran bersama KRI Bima Suci dapat memberikan wawasan pergaulan internasional di tiap negara yang disinggahi.
"Mereka menjalankan peran diplomasi TNI, TNI AL dan AAL menuju World Class Navy dan World Class Naval Academy," ucapnya.
Salah seorang taruni Fitria Dwi Ratnasari mengaku mendapat pengalaman berharga selama 99 hari mengikuti pelayaran maritim duta bangsa bersama KRI Bima Suci.
Selain dapat mempraktekkan seluruh mata pelajaran profesi dasar matra laut yang didapat di AAL, ada satu pengalaman yang dirasa tidak bakal terlupakan bagi gadis berusia 20 tahun asal Banjarnegara, Jawa Tengah, ini.
"Kami menjumpai badai typhoon di China. Kami harus menunggu sampai badai tersebut reda. Pelayaran kami pun terlambat sehari dari waktu yang dijadwalkan untuk sampai di pelabuhan tujuan, Shanghai China," katanya, mengenang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019