Sebanyak 3.000 peserta siap meramaikan Parade Surabaya Juang 2019 yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Surabaya dengan start mulai dari Tugu Pahlawan hingga Taman Bungkul, Kota Surabaya, Jatim, Sabtu (9/11).

"Parade Surabaya Juang tahun ini mengambil tema ‘Wira Bangsa’, yang memiliki arti pahlawan bangsa," kata Kepala Disbudpar Surabaya Antiek Sugiharti di Surabaya, Kamis.

Menurut dia, pengambilan tema tersebut bertujuan mentransfer nilai-nilai kepahlawanan kepada generasi muda yang dikemas dalam bentuk parade dan seni teatrikal.

Ia menjelaskan, parade Surabaya Juang dalam rangka memperingati Hari Pahlawan tahun ini berbeda dari sebelumnya, sebab kegiatan ini akan diikuti oleh delegasi dari negara Rusia yakni Kota St. Petersburg, dan Volgograd. Kedua kota itu merupakan Kota Pahlawan di Negara Rusia yang memiliki kesamaan dengan Surabaya.

"Mereka berpartisipasi dalam kegiatan Hari Pahlawan mulai dari pameran foto di Museum 10 November beberapa waktu lalu, kemudian ikut Parade Juang sampai nanti peringatan upacara tanggal 10 November," ujarnya.

Tidak hanya itu, lanjut dia, parade tahun ini juga akan dihadiri oleh Direktur Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Triana Wulandari.

Antiek memastikan, undangan tersebut hadir lantaran ingin menyaksikan secara langsung bagaimana Kota Surabaya melakukan pengembangan bidang kebudayaan dan pendidikan karakter untuk anak-anak.

"Beliau hadir untuk mengikuti kegiatan yang ada di sini. Seperti yang kita ketahui Surabaya dijadikan percontohan pengembangan budaya dan pengembangan pendidikan karakter untuk anak," katanya.

Antiek mengatakan, kegiatan parade ini dimulai pukul 07.00 WIB, start dimulai dari depan Kantor Bappeda Provinsi Jatim (Tugu Pahlawan). Acara dibuka dengan atraksi pemberangkatan Parade Surabaya Juang 2019.

Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan puisi dan teatrikal pidato tokoh Bung Tomo di depan Gedung Siola. Spot berikutnya, yakni pengibaran Bendera Merah Putih dan pembacaan puisi di depan Hotel Majapahit.

"Nanti di pembacaan puisi ini dibacakan langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini karya KH. Mustofa Bisri," katanya.

Berikutnya, atraksi perang bakal digelar di depan Gedung Grahadi dengan pertunjukan penampilan band dan teatrikal pidato Gubenur Suryo oleh komunitas pecinta sejarah Indonesia. Setelah itu, pertunjukkan teatrikal kolosal digelar di Monumen Bambu Runcing dan Monumen Polisi Istimewa.

"Lalu ada atraksi di Santa Maria dan prosesi di perempatan Jalan Bengawan dan berakhir di Taman Bungkul," katanya.

Jika di tahun-tahun sebelumnya penyerahan senjata dari veteran kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berada di Jalan Polisi Istimewa dan depan Sekolah Santa Maria, kini berpindah mendekati garis finish, tepatnya di perempatan Jalan Bengawan.

Menurut Antiek, jalan tersebut dipilih karena dahulu di lokasi tersebut ada namanya pertempuran Wonokromo. "Kita ingin kali ini bergeser ke situ, sebab ada nilai-nilai yang kita ambil," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019