Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mengingatkan kepada pemerintah untuk menjaga stok kebutuhan bahan pokok menjelang datangnya akhir tahun 2019, untuk mengendalikan tingkat inflasi.

Kepala BPS Kota Malang Sunaryo mengatakan, perlunya menjaga pasokan bahan pokok tersebut dikarenakan berdasarkan data BPS selama ini, pada akhir tahun selalu terjadi inflasi yang didorong adanya kenaikan harga bahan makanan.

"Jika dilihat dari pola grafik, November dan Desember ada kenaikan harga. Itu wajar, selama pasokan terus dijaga," kata Sunaryo di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat.

Terlebih, lanjut Sunaryo, pada 2019 di Indonesia mengalami musim kemarau yang cukup panjang. Dengan musim kemarau yang panjang tersebut, ada kecenderungan musim tanam mengalami kemunduran dan mengganggu pasokan.

Sunaryo menjelaskan, selama ini, pasokan bahan pokok terutama beras di Kota Malang terpantau mencukupi. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya kenaikan harga beras meskipun terjadi musim kemarau panjang.

"Yang perlu diwaspadai bagaimana menyediakan stok pangan yang cukup, sehingga bisa mengantisipasi dampak kemarau panjang dan menyongsong akhir tahun," ujar Sunaryo.

Sunaryo menambahkan, Pemerintah Kota Malang diharapkan bisa mengamankan pasokan bahan kebutuhan pokok dalam upaya menjaga tingkat inflasi. Tercatat, inflasi kalender Kota Malang pada 2019 sebesar 1,41 persen.

"Saat ini inflasi stabil, masih bagus, kita berharap masih tetap terjaga. Kota Malang merupakan kota niaga, jasa, dan pendidikan, sehingga ketersediaan (bahan pokok) harus terjaga," kata Sunaryo.

Sebelumnya, Perum Bulog Subdivre Malang menyatakan bahwa hingga saat ini total stok beras yang dimiliki mencapai 32.488 ton. Dengan total stok tersebut, kebutuhan beras khususnya di wilayah Malang Raya akan tercukupi hingga April 2020.

Selain beras, Bulog Malang juga memiliki beberapa stok kebutuhan pangan lain yang diperkirakan cukup hingga tahun 2020, seperti gula sebanyak 17 ton, minyak goreng sebanyak 1.076 liter, dan tepung terigu sebanyak 660 kilogram.

Sepanjang 2019, Bulog Malang menargetkan serapan gabah atau beras sebanyak 21.073 ton, atau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan 2018, yang sebesar 42.900 ton.

Sementara realisasi serapan, hingga saat ini tercatat kurang lebih 10 ribu ton, yang cenderung mengalami penurunan dikarenakan musim kemarau panjang dan produksi dari daerah produsen beras cenderung menurun.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019