Kompetisi International Bicycle Motocross (BMX) yang digelar di Banyuwangi, Jawa Timur, mulai Sabtu hingga Minggu (27/10) menjadi jujugan para atlet balap BMX internasional untuk berburu poin menuju Olimpiade 2020 di Jepang.
Selain menjadi jujugan para atlet balap BMX internasional berburu poin untuk mengikuti Olimpiade 2020, para penggemar BMX juga melihat Banyuwangi sebagai tempat menikmati aksi para atlet BMX dan bahkan ikut berlatih di sirkuit internasional yang ada di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
"Jadi, sejak awal Banyuwangi memang fokus pada wisata minat khusus, salah satunya penggemar sepeda yang sangat besar serta terus tumbuh di Indonesia dan dunia. Maka di Banyuwangi kami menggelar International Tour de Ijen dan khusus BMX ada International BMX Competition," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas usai membuka kompetisi balap SMX internasional di Banyuwangi, Sabtu.
Baca juga: Ratusan pebalap dari 18 negara bersaing di Banyuwangi International BMX 2019
Menurut ia, ketika persaingan antardaerah di industri pariwisata semakin ketat, dibutuhkan strategi alternatif agar sebuah daerah tetap dilirik sebagai destinasi.
Maka, sejak empat tahun lalu, Banyuwangi Festival menghadirkan ajang olahraga wisata baru, yakni International BMX Competition yang digelar di Sirkuit Muncar yang telah berstandar Federasi Balap Sepeda Dunia (UCI), dan ajang ini juga masuk agenda rutin UCI.
"Kan sekarang marak di mana-mana festival seni-budaya, maka Banyuwangi sudah mengantisipasinya dengan membikin International BMX sejak empat tahun lalu. Terbukti saat ini, event tersebut menjadi jujugan karena atlet dunia berebut poin untuk lolos olimpiade. Pasar penggemar BMX itu ceruk pasar potensial, kecil tapi solid, nice market. Apalagi ada data sekitar 20 persen penjualan sepeda itu dikontribusi oleh jenis BMX," paparnya.
Baca juga: Pebalap SEA Games tantang pebalap level dunia di Banyuwangi
Sirkuit BMX di Muncar, Banyuwangi, juga mulai menjadi sarana latihan para penggemar dari berbagai daerah di Indonesia. Termasuk para peserta lomba yang datang bersama tim, keluarga, semuanya menumbuhkan konsumsi lokal yang ujungnya menggerakkan ekonomi," ujarnya.
Sementara itu, Ketua PB Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Raja Sapta Oktohari mengapresiasi pilihan Banyuwangi menggarap olahraga wisata dengan menggelar kompetisi internasional BMX.
Menurut ia, pasar penggemar BMX di Tanah Air terus tumbuh dan antusiasme penggemar BMX semakin tinggi karena atlet BMX Indonesia berhasil lolos bertanding di Olimpiade 2016 di Brazil.
"Kebetulan pada Olimpiade 2016, saya Chef de Mission (CdM) Indonesia. Tentu harapannya ada atlet BMX Indonesia yang lolos Olimpiade 2020 Jepang. Dan Banyuwangi ini spesial, event BMX-nya keren dan terbaik, berkualitas dunia. Banyuwangi semakin menjadi referensi bagi penggemar sepeda khususnya BMX di Indonesia dan dunia," tuturnya.
Kompetisi internasional BMX Banyuwangi diikuti sebanyak 253 pebalap profesional dari 19 negara, yakni Brazil, Inggris, Denmark, Italia, Ekuador, Selandia Baru, Australia, Tiongkok, Latvia, Jepang, Jerman, Ceko, Hong Kong, Kanada, dan Chile.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Selain menjadi jujugan para atlet balap BMX internasional berburu poin untuk mengikuti Olimpiade 2020, para penggemar BMX juga melihat Banyuwangi sebagai tempat menikmati aksi para atlet BMX dan bahkan ikut berlatih di sirkuit internasional yang ada di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
"Jadi, sejak awal Banyuwangi memang fokus pada wisata minat khusus, salah satunya penggemar sepeda yang sangat besar serta terus tumbuh di Indonesia dan dunia. Maka di Banyuwangi kami menggelar International Tour de Ijen dan khusus BMX ada International BMX Competition," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas usai membuka kompetisi balap SMX internasional di Banyuwangi, Sabtu.
Baca juga: Ratusan pebalap dari 18 negara bersaing di Banyuwangi International BMX 2019
Menurut ia, ketika persaingan antardaerah di industri pariwisata semakin ketat, dibutuhkan strategi alternatif agar sebuah daerah tetap dilirik sebagai destinasi.
Maka, sejak empat tahun lalu, Banyuwangi Festival menghadirkan ajang olahraga wisata baru, yakni International BMX Competition yang digelar di Sirkuit Muncar yang telah berstandar Federasi Balap Sepeda Dunia (UCI), dan ajang ini juga masuk agenda rutin UCI.
"Kan sekarang marak di mana-mana festival seni-budaya, maka Banyuwangi sudah mengantisipasinya dengan membikin International BMX sejak empat tahun lalu. Terbukti saat ini, event tersebut menjadi jujugan karena atlet dunia berebut poin untuk lolos olimpiade. Pasar penggemar BMX itu ceruk pasar potensial, kecil tapi solid, nice market. Apalagi ada data sekitar 20 persen penjualan sepeda itu dikontribusi oleh jenis BMX," paparnya.
Baca juga: Pebalap SEA Games tantang pebalap level dunia di Banyuwangi
Sirkuit BMX di Muncar, Banyuwangi, juga mulai menjadi sarana latihan para penggemar dari berbagai daerah di Indonesia. Termasuk para peserta lomba yang datang bersama tim, keluarga, semuanya menumbuhkan konsumsi lokal yang ujungnya menggerakkan ekonomi," ujarnya.
Sementara itu, Ketua PB Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Raja Sapta Oktohari mengapresiasi pilihan Banyuwangi menggarap olahraga wisata dengan menggelar kompetisi internasional BMX.
Menurut ia, pasar penggemar BMX di Tanah Air terus tumbuh dan antusiasme penggemar BMX semakin tinggi karena atlet BMX Indonesia berhasil lolos bertanding di Olimpiade 2016 di Brazil.
"Kebetulan pada Olimpiade 2016, saya Chef de Mission (CdM) Indonesia. Tentu harapannya ada atlet BMX Indonesia yang lolos Olimpiade 2020 Jepang. Dan Banyuwangi ini spesial, event BMX-nya keren dan terbaik, berkualitas dunia. Banyuwangi semakin menjadi referensi bagi penggemar sepeda khususnya BMX di Indonesia dan dunia," tuturnya.
Kompetisi internasional BMX Banyuwangi diikuti sebanyak 253 pebalap profesional dari 19 negara, yakni Brazil, Inggris, Denmark, Italia, Ekuador, Selandia Baru, Australia, Tiongkok, Latvia, Jepang, Jerman, Ceko, Hong Kong, Kanada, dan Chile.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019