Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Senin, menemui para pengungsi yang menjadi korban angin kencang di Kantor Balai Desa Punten, Kota Batu, Jawa Timur.
Khofifah tiba kurang lebih pukul 14.45 WIB di kantor Balai Punten, Kecamatan Bumiaji, bersama Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko. Seribuan warga Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, terpaksa mengungsi akibat bencana angin kencang yang menerjang wilayah tersebut.
"Kasus Sumber Brantas ini, masuk wilayah Kota Batu, akan tetapi bagian kerelawanan dan kemanusiaan, saya tetap mohon masyarakat Jawa Timur beri dukungan," kata Gubernur.
Baca juga: Angin kencang akibatkan seorang tewas dan seribuan warga Kota Batu mengungsi
Khofifah menambahkan, dukungan dari masyarakat Jawa Timur cukup penting, karena saat ini banyak pengungsi karena kondisi di rumah masing-masing masih terdampak bencana angin kencang yang terjadi sejak Sabtu (19/10).
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, tercatat ada kurang lebih ada sebanyak 1.182 pengungsi dan satu orang meninggal dunia akibat angin kencang yang menerjang Desa Sumber Brantas.
Baca juga: Dampak angin kencang, aliran listrik ribuan pelanggan di Kota Batu padam
Kejadian bencana angin kencang tersebut terjadi mulai Sabtu (19/10) kurang lebih pukul 23.30 WIB. Hingga Minggu (20/10), berdasarkan laporan BPBD Kota Batu hembusan angin belum berhenti. Sementara pada Senin (21/10) angin masih berhembus dengan intensitas sedang.
Ada sebanyak tiga desa yang terdampak angin kencang tersebut, yakni Desa Sumber Brantas, Desa Gunungsari, dan Desa Sumbergondo, yang ketiganya berada di wilayah Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.
Saat ini, para pengungsi tersebut berada di rumah dinas Wali Kota Batu, Balai Desa Punten, Posko BPBD Kota Batu, Balai Desa Tulungrejo, SDN 1 Punten, Balai Desa Sidomulyo, dan Kantor Kelurahan Songgokerto.
Akibat angin kencang tersebut, banyak pohon tumbang yang mengganggu akses jalan raya dan mengancam beberapa bangunan rumah maupun fasilitas umum. Selain itu, aliran listrik juga padam yang berdampak pada terganggunya jaringan komunikasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019