Ratusan siswa PAUD hingga SMA sederajad baik siswa penyandang disabilitas berbaur bermain bersama permainan tradisional tanpa gadget dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) di objek wisata KK-26 Desa Olean, Kecamatan Kota, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Kamis.
Rangkaian Hari Anak Nasional 2019 di Situbondo yang mengusung tema "Kita Anak Indonesia, Kita Bahagia", selain anak-anak siswa penyandang disabilitas maupun normal bermain dengan permainan tradisional di objek wisata desa itu, juga diajak berdialog dengan Bupati Situbondo Dadang Wigiarto.
"Alhamdulillah anak-anak ini bisa berbaur (anak normal dan penyandang disabilitas) bermain bersama. Interaksi sosial inilah yang dibutuhkan," kata Bupati Situbondo Dadang Wigiarto di sela acara Hari Anak Nasional 2019 di Situbondo.
Menurut Dadang, dalam peringatan hari anak ini, komunitas anak mampu menampilkan hal yang berbeda. Dan jika komunitas lainnya bisa melakukan festival yang berkaitan dengan budaya, maka peradaban Situbondo akan berkembang dengam cepat.
Ia mengatakan, melihat anak-anak penyandang disabilitas bisa berbaur menujukkan bahwa suasana yang dibangun sudah pada tujuannya, bagaimana kebahagiaan terasa dan keragaman dari komunitas anak juga nampak, baik dari sisi anak dan sosial.
"Ini menunjukkan bahwa kepercayaan kami memberikan partisipasi yang kuat kepada komunitas dan sudah disambut dengan contoh seperti ini," ujar Bupati Situbondo dua periode itu.
Dalam pantauan, dalam dialog interaktif, Faqih, seorang siswa SD penyandang disabilitas (lumpuh kedua kakinya dan berjalan menggunakan kedua tangannya) menyampaikan keinginannya kepada Bupati Situbondo Dadang Wigiarto.
Siswa difabel ini menyampaikan sudah empat tahun dirinya merasa kesulitan masuk kelas, kendati sebenarnya hal itu dianggap sudah biasa ia lakukan, hanya saja siswa kelas IV SDN 01 Pesanggrahan, Kecamatan Jangkar ini, tidak ingin menyusahkan guru dan temannya.
"Pak Bupati, nama saya Faqih. Saya minta ada bidang miring di sekolah saya, karena kalau masuk kelas saya harus dibopong, karena tidak bisa masuk menggunakan kursi roda," kata Faqih kepada Bupati Dadang.
Mendengar keluhan siswa difabel itu, Bupati Dadang Wigiarto merespon dan memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud), untuk segera mengatasi dan mengabulkan keinginan siswa disabilitas itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Rangkaian Hari Anak Nasional 2019 di Situbondo yang mengusung tema "Kita Anak Indonesia, Kita Bahagia", selain anak-anak siswa penyandang disabilitas maupun normal bermain dengan permainan tradisional di objek wisata desa itu, juga diajak berdialog dengan Bupati Situbondo Dadang Wigiarto.
"Alhamdulillah anak-anak ini bisa berbaur (anak normal dan penyandang disabilitas) bermain bersama. Interaksi sosial inilah yang dibutuhkan," kata Bupati Situbondo Dadang Wigiarto di sela acara Hari Anak Nasional 2019 di Situbondo.
Menurut Dadang, dalam peringatan hari anak ini, komunitas anak mampu menampilkan hal yang berbeda. Dan jika komunitas lainnya bisa melakukan festival yang berkaitan dengan budaya, maka peradaban Situbondo akan berkembang dengam cepat.
Ia mengatakan, melihat anak-anak penyandang disabilitas bisa berbaur menujukkan bahwa suasana yang dibangun sudah pada tujuannya, bagaimana kebahagiaan terasa dan keragaman dari komunitas anak juga nampak, baik dari sisi anak dan sosial.
"Ini menunjukkan bahwa kepercayaan kami memberikan partisipasi yang kuat kepada komunitas dan sudah disambut dengan contoh seperti ini," ujar Bupati Situbondo dua periode itu.
Dalam pantauan, dalam dialog interaktif, Faqih, seorang siswa SD penyandang disabilitas (lumpuh kedua kakinya dan berjalan menggunakan kedua tangannya) menyampaikan keinginannya kepada Bupati Situbondo Dadang Wigiarto.
Siswa difabel ini menyampaikan sudah empat tahun dirinya merasa kesulitan masuk kelas, kendati sebenarnya hal itu dianggap sudah biasa ia lakukan, hanya saja siswa kelas IV SDN 01 Pesanggrahan, Kecamatan Jangkar ini, tidak ingin menyusahkan guru dan temannya.
"Pak Bupati, nama saya Faqih. Saya minta ada bidang miring di sekolah saya, karena kalau masuk kelas saya harus dibopong, karena tidak bisa masuk menggunakan kursi roda," kata Faqih kepada Bupati Dadang.
Mendengar keluhan siswa difabel itu, Bupati Dadang Wigiarto merespon dan memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud), untuk segera mengatasi dan mengabulkan keinginan siswa disabilitas itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019