Seorang nenek bernama Mitun (68), penerima bantuan bedah rumah di Desa Gador, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, menangis haru saat seremoni penyerahan kunci dari Kapolres Trenggalek AKBP Jean Calvijn Simanjuntak, Selasa.
Ia sempat berdiri terpaku di depan rumah, sedangkan mata nenek itu terlihat berkaca-kaca melihat rumahnya yang kini berbentuk bangunan permanen berukuran 2,5 x 4 meter.
"'Matur nuwun' (terima kasih). Saya sangat bersyukur dan bahagia telah dibantu seperti ini," ucap Mitun dengan nada sedikit terbata-bata.
Di sampingnya, Kapolres Trenggalek AKBP Jean Calvijn terlihat ikut tersenyum bahagia. Sambil membelai pelan pundak nenek Mitun yang selama ini hidup sebatang kara di pinggiran Desa Gador, Kecamatan Durenan, yang terpencil itu, ia mengajaknya masuk rumah untuk melihat isi ruangan pascabedah rumah.
Turut hadir dan menyaksikan serah terima program bedah rumah itu, jajaran Muspika Durenan, tokoh masyarakat, perwakilan Baznas Trenggalek, serta puluhan warga sekitar.
Sebelum seremoni penyerahan kunci dan pengguntingan pita tanda program bedah rumah telah rampung, warga bersama Pemerintah Desa Gador lebih dahulu menggelar acara tasyakuran kecil-kecilan, persis di depan rumah Mitun.
Kapolres Trenggalek AKBP Jean Calvijn Simanjuntak mengatakan rumah milik Mitun di Desa Gador, Kecamatan Durenan, tersebut, awalnya hanya semipermanen yang terbuat dari bambu.
Kondisi rumah saat itu sudah reyot. Hal itu mendorong jajaran Polsek Durenan bersama warga sekitar serta sejumlah instansi tergerak dan sepakat untuk melakukan proses pemugaran.
"Bedah rumah ini adalah bentuk kerja sama baik antara kepolisian, Baznas, pemerintah desa, pemerintah kecamatan, serta masyarakat yang ada di sekitarnya. Ketika ada satu warga yang membutuhkan, semua turun tangan bahu membahu," katanya.
Rumah semipermanen tersebut kemudian dibongkar oleh warga bersama tim gabungan Polri/TNI serta relawan.
Bangunan lama yang terbuat dari bambu dibongkar. Kerangkanya digeser, kemudian, di bekas rumah terdahulu dibangun rumah dengan dinding permanen sehingga lebih kuat dan nyaman untuk dihuni.
Kegiatan bedah rumah dilakukan gotong royong, melibatkan puluhan warga sekitar dan tim gabungan.
Menurut Calvijn, tradisi gotong royong yang ada di Desa Gador dinilai masih cukup baik.
Warga di sekitar rumah nenek Mitun dengan suka rela menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk mempercepat proses pembangunan rumah tersebut hingga selesai.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Ia sempat berdiri terpaku di depan rumah, sedangkan mata nenek itu terlihat berkaca-kaca melihat rumahnya yang kini berbentuk bangunan permanen berukuran 2,5 x 4 meter.
"'Matur nuwun' (terima kasih). Saya sangat bersyukur dan bahagia telah dibantu seperti ini," ucap Mitun dengan nada sedikit terbata-bata.
Di sampingnya, Kapolres Trenggalek AKBP Jean Calvijn terlihat ikut tersenyum bahagia. Sambil membelai pelan pundak nenek Mitun yang selama ini hidup sebatang kara di pinggiran Desa Gador, Kecamatan Durenan, yang terpencil itu, ia mengajaknya masuk rumah untuk melihat isi ruangan pascabedah rumah.
Turut hadir dan menyaksikan serah terima program bedah rumah itu, jajaran Muspika Durenan, tokoh masyarakat, perwakilan Baznas Trenggalek, serta puluhan warga sekitar.
Sebelum seremoni penyerahan kunci dan pengguntingan pita tanda program bedah rumah telah rampung, warga bersama Pemerintah Desa Gador lebih dahulu menggelar acara tasyakuran kecil-kecilan, persis di depan rumah Mitun.
Kapolres Trenggalek AKBP Jean Calvijn Simanjuntak mengatakan rumah milik Mitun di Desa Gador, Kecamatan Durenan, tersebut, awalnya hanya semipermanen yang terbuat dari bambu.
Kondisi rumah saat itu sudah reyot. Hal itu mendorong jajaran Polsek Durenan bersama warga sekitar serta sejumlah instansi tergerak dan sepakat untuk melakukan proses pemugaran.
"Bedah rumah ini adalah bentuk kerja sama baik antara kepolisian, Baznas, pemerintah desa, pemerintah kecamatan, serta masyarakat yang ada di sekitarnya. Ketika ada satu warga yang membutuhkan, semua turun tangan bahu membahu," katanya.
Rumah semipermanen tersebut kemudian dibongkar oleh warga bersama tim gabungan Polri/TNI serta relawan.
Bangunan lama yang terbuat dari bambu dibongkar. Kerangkanya digeser, kemudian, di bekas rumah terdahulu dibangun rumah dengan dinding permanen sehingga lebih kuat dan nyaman untuk dihuni.
Kegiatan bedah rumah dilakukan gotong royong, melibatkan puluhan warga sekitar dan tim gabungan.
Menurut Calvijn, tradisi gotong royong yang ada di Desa Gador dinilai masih cukup baik.
Warga di sekitar rumah nenek Mitun dengan suka rela menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk mempercepat proses pembangunan rumah tersebut hingga selesai.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019