Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur meluncurkan aplikasi online teknisi yang diberi nama "Teknisi Siaga" di Surabaya, Selasa. Peluncuran aplikasi buatan siswa SMK di Jatim itu dalam rangkaian memperingati Hari Jadi ke-74 Provinsi Jawa Timur.

"Aplikasi ini merupakan wadah bagi siswa SMK yang memiliki kompetensi Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM) untuk menawarkan jasa servis sepeda motor dengan menggunakan sistem daring (dalam jaringan)," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Jatim Hudiyono usai peluncuran aplikasi itu.

Hudiyono mengatakan, peluncuran aplikasi tersebut untuk memberikan pelayanan jasa servis bagi masyarakat dan selaras dengan jargon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, yakni cepat, efisien dan efektif, tanggap dan transparan, serta responsif (Cettar).

"Ya ini (aplikasi oltek) yang dinamakan cettar. Ini kado istimewa untuk HUT ke-74 Jatim. Kita harus memberikan sesuatu yang luar biasa,” ujarnya.

Baca juga: Dinas Pendidikan Jatim terjunkan mobil praktik keliling bagi SMK terpencil

Ada 11 SMK swasta yang tergabung di dalamnya yakni, SMK PGRI 2 Ponorogo, SMK Islam 1 Blitar, SMK PGRI 1 Nganjuk,  SMK YKP Magetan,  SMK PGRI Ngawi,  SMK Teknologi Balung Jember,  SMK Krian 2, SMK Muhammadiyah 3 Dolopo, SMK PGRI Pesanggaran Banyuwangi, SMK Dwijabakti Jombang, dan SMK PGRI 1 Gresik.

Hudiyono mengungkapkan, dari jasa servis motor berbasis daring ini, siswa mampu menampilkan, menerapkan dan mengaplikasikan produk serta ilmu baru yang didapatkan. Apalagi teknologi yang digunakan dalam pelayanan jasa servis motor ini cenderung baru.

"Saya juga melihat bahkan selama dua menit mereka sudah selesai memperbaikinya. Artinya anak-anak kita cepat mengadopsi produk-produk baru. Selain itu dalam waktu 2,5 menit juga mereka sudah mampu menyelesaikan injek karburator," ujarnya.

Pria yang juga Kepala Biro Kesos Pemprov Jatim ini berharap agar siswa yang sudah mampu, dapat menularkan ilmu atau keahlian yang dimiliki kepada teman-teman sebayanya.

"Saya harapkan mereka menjadi best practice agar kepintarannya bisa disampaikan ke teman-temannya. Ini saya kira konsep pembelajaran yang bisa dilakukan kepala sekolah," katanya.

Sementara itu, Kepala SMK PGRI 2 Ponorogo, Syamhudi Arifin, yang merupakan SMK inisiator aplikasi tersebut mengakui mengakui adanya aplikasi ini awalnya karena lulusan TBSM, sulit bekerja sesuai kompetensinya.

Menurutnya, peluang kerja selama ini sangat kecil karena jumlah bengkel yang terbatas. Sementara kendala untuk membuat bengkel sangat besar. Para siswa dan lulusan banyak yang tidak mampu membuatnya.

"Inilah solusi atas semua masalah yang ada. Dengan cara daring ini siswa maupun lulusan tidak perlu modal besar. Cukup Rp5 juta bisa langsung terima pesan. Tidak perlu stok spare part, oli dan sebagainya," ucapnya.

Aplikasi ini memang terbatas untuk menerima pesanan dari pelanggan yang ada di 11 lokasi SMK di Ponorogo, Magetan, Madiun, Sidoarjo, Blitar, Gresik, Jombang, Jember, dan Banyuwangi.

"Sama seperti aplikasi ojek daring itu. Jadi sesuai wilayah. Kalau di Gresik yang melayani ya dari SMK Gresik," kata Syamhudi.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019