Puluhan sivitas akademika Universitas Dinamika (Undika) Surabaya membatik bersama dalam kegiatan pelatihan bertajuk "Mbatik Bareng" di kampus setempat, Rabu, untuk memperingati Hari Bati Nasional.

"Pelatihan ini dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional. Para peserta dikenalkan dengan alat dan bahan yang digunakan untuk membatik," kata Wakil Dekan Fakultas Teknologi dan Informatika Undika Dr Karsam.

Karsam mengatakan, kegiatan membatik bukanlah hal yang mudah. Tidak semua orang bisa membatik, karena pekerjaan tersebut cukup unik dan membutuhkan ketelatenan.

"Dalam pelatihan ini kami lebih tekankan pada pencantingannya. Membuat motif. Tujuannya agar mereka memahami cara membatik, sehingga orang bisa menghargai batik mahal atau tidak bergantung pada teknik pembuatannya," kata salah satu doktor batik di Indonesia itu.

Kendati banyak berdatangan produk batik printing, ecoprint hingga batik cap, pihaknya berharap agar proses tradisi klasik jangan sampai ditinggalkan.

"Dan pemerintah harus punya perhatian terhadap ini, karena batik menjadi kekayaan kita," ujarnya.

Salah satu mahasiswa yang mengikuti pelatihan, M Nur Luqman Wahid, mengungkapkan kegiatan ini merupakan pengalaman keduanya dalam membatik, sehingga ia mulai terbiasa dengan penggunaan canting untuk membuat batik.

Meskipun begitu, ia mengaku jika membatik cukup sulit. Jika tidak terbiasa dan tidak hati-hati mengukir canting dengan motif bisa merembes lebar. Selain itu juga mengukur suhu malam.

”Motif kecil-kecil yang sangat detail juga agak susah diukir. Jadi kalau enggak terbiasa memang susah," katanya.

Mahasiswa semester lima ini menjelaskan, dalam pelatihan ini mahasiswa diminta membatik sesuai dengan motif bunga yang telah digambar sebelumnya.

Kemudian gambar diduplikasi menggunakan kertas kalkir yang diatasnya ditaruh kain untuk digambar menggunakan canting.
 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019