Warga kurang mampu penerima manfaat Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) di Desa Kotakan, Kecamatan Kota, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, keluhkan kualitas beras bantuan Kementerian Sosial karena berbau apek.

"Kami mengetahui beras bantuan program BPNT dari Bulog itu berbau apek setelah mengecek langsung ke warga penerima manfaat. Ternyata memang benar," kata Kasie Pemerintahan Desa Kotakan, Situbondo, Anas Wijaya kepada wartawan di Situbondo, Rabu.

Selain beras berbau apek, lanjutnya, beras bantuan bagi warga kurang mampu itu juga tidak tahan lama dan berwarna kuning saat dimasak.  Padahal,  pendistribusian beras ke masing-masing e-waroeng sebelumnya, kualitas berasnya bagus dan layak konsumsi.

"Mulai bulan ini (September) kualitas beras jelek, padahal waktu dikelola e-waroeng untuk distribusi beras BPNT kualitas berasnya bagus. Pendistribusian beras bantuan di Kecamatan Kota dimulai sejak Selasa (17/9/19) kemarin," ujarnya.

Anas mengatakan, telah melaporkan hal tersebut ke Dinas Sosial setempat dan kepada Kantor Kecamatan Situbondo. 

"Sebelumnya kami juga mengecek langsung ke Gudang Bulog yang ada di Kecamatan Arjasa, ternyata beras yang disalurkan merupakan stok lama," ucapnya.

Ia berharap penerimaan manfaat BPNT pada bulan berikutnya kualitasnya diperbaiki, karena kasihan warga kurang mampu juga berhak mengonsumsi beras yang layak dikonsumsi.

Rahmania, salah seorang warga penerima manfaat BPNT mengaku selama ini kualitas beras yang diterimanya melalui e-waroeng cukup bagus, dan baru kali ini kualitas beras yang diterimanya berbau apek.

"Warna beras dan kemasan bagus, akan tetapi setelah dicium bau apek dan setelah dimasak mudah berubah warna kuning dan cepat basi. Meskipun miskin kami juga ingin makan nasi yang tidak bau apek," katanya.

Sementara itu, Kepala Gudang Bulog Kecamatan Arjasa, Situbondo, Eko Era mengatakan bahwa sebelum beras didistribusikan, camat dan pendamping program BPNT telah melakukan monitoring ke gudang Bulog, dan melihat langsung jika kualitas beras bagus.

"Kalau dikatakan berasnya bau apek itu, karena beras yang didistribusikan merupakan pengadaan/stok 2018 atau sekitar 16 bulan di gudang, jadi apeknya karena beras tersebut tersimpan lama di gudang," katanya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019