Kantor perwakilan wilayah Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat melakukan percepatan investasi di wilayah itu, dengan mempertemukan pelaku usaha dan pemegang kebijakan dalam Seminar Nasional bertajuk "East Java Investment" (EJI).
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur, Difi A Johansyah di Surabaya, Kamis, mengatakan, Jawa Timur merupakan kunci investasi nasional, sebab nilai inflasi selalu di bawah nasional, dan pertumbuhan ekonomi selalu di atas nasional.
"Jatim adalah kunci, karena memiliki keunggulan dalam kemudahan perizinan dan didukung banyaknya bandara serta luasnya jalan tol," tutur Difi, saat membuka Seminar Nasional EJI di Grand City Mall Surabaya, Kamis.
Difi optimistis bahwa dalam jangka waktu lima tahun ke depan, Jatim dipastikan berbeda dibanding hari ini, karena terus adanya inovasi, daya saing, serta kreativitas pelaku ekonominya.
"Sebenarnya masalah ekonomi di Indonesia itu hanya ada dua, yakni eksternal seperti perang dagang beberapa negara, dan internal, yakni adanya BI account yang defisit atau lebih besar impor daripada ekspor," katanya.
Apabila hal itu terus terjadi, kata Difi, ekonomi nasional akan rentan terhadap gejolak global seperti yang terjadi saat ini.
Oleh karena itu, kata dia, perlu didorong investasi dan dirumuskan langkah percepatannya, yang diharapkan mampu menjadi etalase dan media promosi berbagai sektor investasi Jawa Timur.
"EJI ini adalah komitmen bersama kami untuk mendorong percepatan investasi di Jawa Timur. Harapannya, EJI mampu menarik investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi di Jawa Timur," katanya.
Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak mengapresiasi langkah BI menggelar EJI, dan pemprov melalui programnya juga terus mendorong percepatan-percepatan investasi. "Kami memastikan birokrasi bukan sebagai penghambat, tapi pendorong dalam hal investasi di Jawa Timur," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur, Difi A Johansyah di Surabaya, Kamis, mengatakan, Jawa Timur merupakan kunci investasi nasional, sebab nilai inflasi selalu di bawah nasional, dan pertumbuhan ekonomi selalu di atas nasional.
"Jatim adalah kunci, karena memiliki keunggulan dalam kemudahan perizinan dan didukung banyaknya bandara serta luasnya jalan tol," tutur Difi, saat membuka Seminar Nasional EJI di Grand City Mall Surabaya, Kamis.
Difi optimistis bahwa dalam jangka waktu lima tahun ke depan, Jatim dipastikan berbeda dibanding hari ini, karena terus adanya inovasi, daya saing, serta kreativitas pelaku ekonominya.
"Sebenarnya masalah ekonomi di Indonesia itu hanya ada dua, yakni eksternal seperti perang dagang beberapa negara, dan internal, yakni adanya BI account yang defisit atau lebih besar impor daripada ekspor," katanya.
Apabila hal itu terus terjadi, kata Difi, ekonomi nasional akan rentan terhadap gejolak global seperti yang terjadi saat ini.
Oleh karena itu, kata dia, perlu didorong investasi dan dirumuskan langkah percepatannya, yang diharapkan mampu menjadi etalase dan media promosi berbagai sektor investasi Jawa Timur.
"EJI ini adalah komitmen bersama kami untuk mendorong percepatan investasi di Jawa Timur. Harapannya, EJI mampu menarik investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi di Jawa Timur," katanya.
Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak mengapresiasi langkah BI menggelar EJI, dan pemprov melalui programnya juga terus mendorong percepatan-percepatan investasi. "Kami memastikan birokrasi bukan sebagai penghambat, tapi pendorong dalam hal investasi di Jawa Timur," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019