Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengajak para petani setempat untuk mulai beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik cair karena dinilai lebih efisien dalam hal biaya produksi, namun hasilnya panen optimal.

Hal itu disampaikan Bupati Nur Arifin saat menghadiri acara labuh tani agropark yang digelar di Wisata Agropark Trenggalek, Jawa Timur, Rabu.

"Kita hanya mensyukuri hasil panen di Agropark, kemudian sekaligus kita undang penyuluh dan kelompok tani untuk membagikan ilmu cara membuat puouk dan pestisida organik. Harapannya, kita jangan sampai dianggap percobaan terhadap pupuk ini, lalu kita dalam tanda kutip dianggap membantu marketing pupuk tersebut," katanya.

Sosialisasi dilakukan bupati muda yang akrab disapa mas Ipin ini dengan mempraktekkan langsung cara pembuatan pupuk organik cair di hadapan ratusan petani yang hadir.

"Kita inginnya bagaimana caranya petani itu bisa bikin pupuk sendiri dan pestisida sendiri. Harapannya para petani bisa berproduksi secara murah sehingga tidak tergantung pada pupuk-pupuk yang ada di pasaran," imbuhnya.

Ia mengaku cukup optimistis penggunaan pupuk organik akan cepat diadopsi petani Trenggalek, karena menurutnya para petani pada dasarnya cukup familiar terhadap keberadaan pupuk organik ini.

Kata dia, tahun ini cakupan pupuk organik kurang lebih mencapai angka 20 persen yang mencakup beberapa tempat di 14 Kecamatan di Trengalek.

"Kami berharap program ini efektif dan tahun depan cakupannya bisa mencapai angka 40 persen," katanya.

Pupuk organik ini diklaim oleh orang nomor satu di Pemkab Trenggalek tersebut sangat murah karena menggunakan bahan yang murah serta peralatan bekas.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Trenggalek Agung Sudjatmiko menyatakan mendukung gagasan tersebut.

"Ini terobosan yang luar biasa. Bahkan hasil studi kami selama enam tahun kalah dengan ketekunan dari Pak Bupati," ucap Agung dengan nada bercanda.
Bupati Trenggalek Moch Nur Arifin (kedua kanan) dan jajaran secara simbolis melakukan kegiatan panen padi kembali di lahan Agropark Trenggalek, Trenggalek, Rabu (3/9/2019).

Dalam kegiatan Larung Tani itu, Bupati Trenggalek melakukan kegiatan panen sayur mayur, lombok, padi dan buah. Seremoni juga diisi dengan kegiatan menanam kembali lahan yang kosong dengan tanaman yang baru.

Menurut Agung, sistem pertanian terpadu yang dilakukan petani Trenggalek memberikan keuntungan lebih dibandingkan dengan hanya bertani padi.

Ia mencontohkan, untuk lahan sawi saja sudah menghasilkan uang Rp1 juta dalam satu musim tanam. Meskipun hal itu dilakukan di petak sawah yang kecil, dengan sistem tanam panen tanam panen, keuntungan petani maksimal.

Di area Wisata Agropark sendiri Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek selama ini menerapkan konsep "panen kejujuran".

Maksudnya, pengunjung diperbolehkan memetik sawi dengan mengganti uang Rp500 per batangnya, sementara lombok Rp150 rupiah per buahnya.

Sistem di agropark itu diklaim memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat dan masyarakat kita ternyata masih jujur, kata Agung.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019