Rencana pemindahan ibu kota tidak akan mempengaruhi peran Pelabuhan Tanjung Priok sebagai gerbang utama arus ekspor dan impor.

Dengan kapasitas dan kapabilitas yang semakin tinggi, Pelabuhan Tanjung Priok tetap akan memainkan peran penting dalam perekonomian nasional.

"Kapasitas throughput di Tanjung Priok terus meningkat.Tahun lalu, misalnya, kapasitas throughput peti kemas di sana mencapai 7 juta TEUs lebih," kata Direktur National Maritime Institute (Namarin), Siswanto Rusdi, di Jakarta, Kamis (29/8)
.
Sekarang Tanjung Priok sudah berada di urutan 22 pelabuhan tersibuk di dunia. Naik 4 peringkat dibandingkan tahun sebelumnya.

 "Ini menunjukkan kinerja yang terus meningkat.Jika efektifitas dan efisiensi bisa dijaga, bukan tak mungkin posisi pelabuhan Tanjung Priok masuk ke dalam 20 besar," ucapnya.

Sebelumnya, Lloyd’s List Maritime Intelligence mengumumkan peringkat 100 pelabuhan tersibuk dunia, di mana Tanjung Priok berada di urutan ke-22. Posisi ini naik 4 peringkat dari tahun sebelumnya (2017), yang menempatkan Tanjung Priok di urutan ke-26.

Siswanto menekankan, pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur tidak akan mengurangi aktivitas bongkar muat di PelabuhanTanjung Priok.
 "Yang pindah ke sana kan hanya pusat pemerintahan. Aktivitas ekonomi dan bisnis tidak akan berubah banyak," ujarnya.

Pemerintah sendiri tengah menyiapkan tujuh pelabuhan terintegrasi (pelabuhan hub) di Indonesia. Tujuh pelabuhan terintegrasi tersebut untuk meningkatkan efisiensi distribusi moda angkutan laut.

Ketujuh pelabuhan tersebut adalah Tanjung Priok Jakarta, Kuala Tanjung di Sumatera Utara, Bitung di Sulawesi Utara, Makassar di Sulawesi Selatan, Kijing di Kalimantan Barat serta Pelabuhan Sorong di Papua.

Pembangunan tujuh pelabuhan hub tersebut diharapkan bisa menggeser Singapura yang kini menjadi hub kawasan.(*)

Pewarta: Abd Malik

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019