Sekelompok petani di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, tengah menguji coba budi daya stroberi di lereng anak Gunung Wilis dengan ketinggian sekitar 600 mdpl (meter di atas permukaan laut) sejak setahun terakhir.

Menurut keterangan salah satu petani, Budi Resgiawan, Rabu, meski belum cukup luas areal tanamnya, budi daya stroberi yang telah dirintis sejak Oktober 2018 itu dinilai berhasil.

"Panennya sudah berulang kali, dan kualitas buahnya juga cukup baik," kata Budi Resgiawan yang juga Ketua Kelompok Tani Agrostrawberi di Desa Gambiran, Kecamatan Pagerwojo tersebut.

Sejak ditanam secara massal pada akhir 2018 itu, Budi mengembangkan lebih dari 2.500 polibag stroberi yang masih bertahan hingga sekarang.

Buah stroberi yang sudah bisa dipanen dua bulan sejak mulai ditanam itu awalnya dijual di pasaran yang ada di Kota Tulungagung dengan harga di kisaran Rp70 ribu per kilogram.

Namun, seiring tingginya minat warga yang ingin melihat perkebunan mini stroberi milik Budi dan memetik langsung buah stroberi dari pohonnya, hasil panen stroberi tak lagi dijual ke pasar.

"Kami mempersilakan pembeli datang, memilih dan memetik sendiri buah stroberi dari pohonnya," kata Budi.

Ada sembilan varietas yang dikembangkan Budi Resgiawan dan kelompoknya di lahan seluas 130-an meter persegi itu, yakni jenis california, sweet charlie, dayang sumbi, festival, manora, tokun, holland, dan nyoho.

Dari sembilan varietas itu, jenis california yang ditanam massal untuk agroforestri rintisan.

"Buahnya besar dan rasanya manis yang khas. Jenis california ini banyak yang menggemari sehingga kami kembangkan lebih dulu," kata Budi. 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019