Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam gerakan Malang Tunggal Ika menggagas aksi Indonesia Tersenyum yang bertujuan memerangi peredaran hoaks, khususnya yang berkaitan dengan kondisi pelajar di Kota Malang, Jawa Timur.

Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Malang Raya Rachmat Arief Budiman mengatakan bahwa gerakan tersebut untuk menjawab banyaknya berita bohong yang menyebutkan bahwa Kota Malang tidak ramah bagi pelajar dan mahasiswa asal luar daerah.

"Indonesia tersenyum merupakan gerakan merawat kebinekaan dengan cara kami sebagai anak muda, khususnya yang ada di wilayah Malang Raya," kata Rachmat di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat.

Indonesia Tersenyum digagas oleh berbagai unsur pemuda di wilayah Malang Raya, seperti Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI), Jaringan Satu Indonesia (JSI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), dan Gerakan Pemuda Ansor.

Selain itu, lanjut Rachmat, juga mengundang perwakilan dari mahasiswa asal Papua yang tengah menimba ilmu di wilayah Malang Raya.

Ia berharap Indonesia Tersenyum bisa mempererat persatuan bangsa.

Dalam kesempatan itu, Ketua HMI Cabang Malang Raya Sutriyadi mengatakan bahwa pertemuan di Simpang Ijen, Kota Malang tersebut untuk merekatkan kembali tali silaturahim antarpemuda/pemudi.

Rencananya, gerakan Malang Tunggal Ika diharapkan bisa terus menjaga keberagaman yang ada di wilayah Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu.

"Tersenyum itu bahasa universal yang merekatkan kita semua. Ke depan, Malang Tunggal Ika jika akan menjadi forum silaturahmi yang akan berupaya untuk menjaga keberagaman di Malang Raya," kata Sutriyadi.

Pada tanggal 15 Agustus 2019, terjadi bentrokan antara sekelompok warga Kota Malang dengan mahasiswa asal Papua di Rajabali, Kota Malang, Jawa Timur.

Atas kejadian bentrokan antara sekelompok warga Kota Malang dan mahasiswa asal Papua tersebut, baik Wali Kota Malang Sutiaji dan Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

Keduanya menegaskan bahwa tidak ada kebijakan yang dikeluarkan untuk memulangkan para mahasiswa asal Papua yang tengah belajar di Kota Malang setelah terjadinya bentrokan.(*)

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019