Koordinator lapangan aksi organisasi masyarakat (ormas) Surabaya di asrama mahasiswa Papua, Tri Susanti meminta maaf di depan media mengenai adanya salah satu oknum yang meneriakkan kalimat rasis.

"Kami atas nama masyarakat Surabaya dan dari rekan-rekan ormas menyampaikan permohonan maaf apabila ada masyarakat atau pihak lain yang sempat meneriakkan itu," kata Tri Susanti atau yang biasa disapa Mak Susi di Mapolda Jawa Timur di Surabaya, Selasa.

Susi beralasan, dirinya dan ormas lain mendatangi asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan No.10 Surabaya hanya untuk membela Merah Putih yang isunya dirusak hingga dibuang.

"Kami ini hanya ingin menegakkan bendera merah putih di sebuah asrama yang selama ini mereka menolak memasang. Jadi ini bukan agenda yang pertama kali," kata wanita yang juga merupakan Calon Legislatif DPRD Surabaya Dapil 3 nomor 8 dari Partai Gerindra itu.

Meski begitu, Susi menampik jika pihaknya dianggap melakukan pengusiran terhadap mahasiswa Papua. Dia beralasan hanya ingin bendera merah putih dapat berkibar di AMP.

"Kalau dibilang bahwa masyarakat Surabaya terjadi bentrok atau ada teriakan rasis, itu sama sekali tidak ada. Jadi kami hanya selama bendera merah putih berkibar dan tujuan kami hanya itu dan kami mohon juga pada rekan-rekan bawa ormas dan masyarakat Surabaya hanya untuk merah putih," ucapnya.

Susi dan ormas lainnya di Surabaya berharap atas kejadian ini keadaan di Papua tetap kondusif dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sebelumnya Kepolisian Daerah Jawa Timur meminta organisasi kepemudaan (OKP) dan organisasi masyarakat serta tokoh masyarakat yang ada di Surabaya menjaga kondusifitas keamanan di wilayah itu saat menggelar pertemuan di Mapolda setempat, Selasa.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan dalam pertemuan itu Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengajak semua pihak menjaga kondusifitas untuk menghindari kejadian seperti di asrama Papua.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019