Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengakui operasi pasar khusus cabai yang sudah dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) kota ini sekitar dua pekan lalu belum memberikan dampak siginifikan berupa penurunan harga cabai.
"TPID Kediri sudah turun ke lapangan untuk operasi pasar, tapi sepertinya tidak efektif karena harga cabai tinggi," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Yetti Sisworini di Kediri, Kamis.
Ia mengatakan tim sudah turun ke sejumlah pasar tradisional di Kota Kediri, salah satunya Pasar Setonobetek Kota Kediri. Harga cabai rawit Rp88 ribu per kilogram dan dijual seharga Rp90 ribu per kilogram. Harga cabai merah besar Rp60 ribu dijual Rp70 ribu per kilogram.
Menurut dia, pemerintah kota tidak bisa berbuat banyak sebab kondisi yang tidak memungkinkan. TPID Kediri sudah menggelar operasi pasar khusus selama dua pekan. Namun, hingga saat ini, stok masih menipis sehingga harga masih tinggi. Selain itu, musim kemarau panjang juga menyebabkan produksi cabai tidak optimal.
"Musim kemarau panjang, jadi produksinya tidak bisa banyak. Cabai juga membutuhkan udara yang dingin, air yang cukup. Mudah-mudahan segera teratasi," kata dia.
Kendati harga cabai mahal, Yetti menyebutkan permintaan juga tidak terlalu banyak. Cabai tidak sama dengan beras dan gula. Jika harga cabai mahal, warga tidak menggunakan cabai tidak apa-apa atau menggunakan cabai secukupnya, berbeda dengan beras dan gula, yang merupakan kebutuhan pokok.
Pihaknya memprediksi harga cabai akan kembali stabil mengingat pada awal September sudah ada panen cabai di daerah penghasil cabai, misalnya Blitar, Kabupaten Kediri, Trenggalek, Lumajang, Lamongan dan sejumlah daerah lain.
"Jadi stok tercukupi tidak sampai kekurangan. Barang ada tapi tidak sebanyak seperti biasanya seperti pas panen," kata dia.
Terkait dengan komoditas lainnya, Yetti mengatakan harganya relatif stabil. Ayam ras harganya cenderung turun dari Rp32 ribu per kilogram menjadi Rp30 ribu per kilogram. Harga bawang merah juga stabil antara Rp18 ribu hingga Rp20 ribu per kilogram, bawang putih Rp28 ribu per kilogram.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"TPID Kediri sudah turun ke lapangan untuk operasi pasar, tapi sepertinya tidak efektif karena harga cabai tinggi," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Yetti Sisworini di Kediri, Kamis.
Ia mengatakan tim sudah turun ke sejumlah pasar tradisional di Kota Kediri, salah satunya Pasar Setonobetek Kota Kediri. Harga cabai rawit Rp88 ribu per kilogram dan dijual seharga Rp90 ribu per kilogram. Harga cabai merah besar Rp60 ribu dijual Rp70 ribu per kilogram.
Menurut dia, pemerintah kota tidak bisa berbuat banyak sebab kondisi yang tidak memungkinkan. TPID Kediri sudah menggelar operasi pasar khusus selama dua pekan. Namun, hingga saat ini, stok masih menipis sehingga harga masih tinggi. Selain itu, musim kemarau panjang juga menyebabkan produksi cabai tidak optimal.
"Musim kemarau panjang, jadi produksinya tidak bisa banyak. Cabai juga membutuhkan udara yang dingin, air yang cukup. Mudah-mudahan segera teratasi," kata dia.
Kendati harga cabai mahal, Yetti menyebutkan permintaan juga tidak terlalu banyak. Cabai tidak sama dengan beras dan gula. Jika harga cabai mahal, warga tidak menggunakan cabai tidak apa-apa atau menggunakan cabai secukupnya, berbeda dengan beras dan gula, yang merupakan kebutuhan pokok.
Pihaknya memprediksi harga cabai akan kembali stabil mengingat pada awal September sudah ada panen cabai di daerah penghasil cabai, misalnya Blitar, Kabupaten Kediri, Trenggalek, Lumajang, Lamongan dan sejumlah daerah lain.
"Jadi stok tercukupi tidak sampai kekurangan. Barang ada tapi tidak sebanyak seperti biasanya seperti pas panen," kata dia.
Terkait dengan komoditas lainnya, Yetti mengatakan harganya relatif stabil. Ayam ras harganya cenderung turun dari Rp32 ribu per kilogram menjadi Rp30 ribu per kilogram. Harga bawang merah juga stabil antara Rp18 ribu hingga Rp20 ribu per kilogram, bawang putih Rp28 ribu per kilogram.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019