Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur mendorong terbentuknya forum pengurangan risiko bencana yang ada di kabupaten setempat agar bisa mengurangi terjadinya bencana yang kerap terjadi di wilayah setempat.

Bupati Sidoarjo Saiful Ilah, Kamis mengatakan, saat ini di Sidoarjo potensi kebencanaan cukup tinggi salah satunya peristiwa kebakaran.

"Kalau di Sidoarjo paling sering kebakaran, oleh karena itu kami mendorong terbentuknya forum pengurangan risiko bencana di Sidoarjo ini," katanya di sela kegiatan rapat koordinasi sinergitas pentahelix dalam penanggulangan bencana di Kabupaten Sidoarjo.

Ia mengemukakan, beberapa waktu yang lalu pihaknya sempat melakukan kunjungan kerja di Finlandia dan melihat produksi alat pemadam api yang memiliki ketinggian sampai dengan 40 lantai.

"Sidoarjo harus punya alat untuk pemadaman itu untuk membantu pemadaman api di Sidoarjo," katanya.

Ia mengatakan, dalam forum itu nantinya juga disepakati adanya model penanganan bencana yang berlangsung secara gotong royong.

"Artinya optimalisasi dari masing-masing elemen yang dilakukan secara gotong royong ini bisa berjalan dengan maksimal," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sidoarjo Dwijo Prawito menjelaskan rapat koordinasi sinergitas pentahelix dalam penanggulangan bencana di Kabupaten Sidoarjo ini perlu dilakukan.

"Hal itu karena di Sidoarjo risiko bencana cukup tinggi di antaranya ancaman banjir, cuaca ekstrem yang berakibat pada kebakaran dan lingkungan," katanya.

Ia menjelaskan, dampak bencana merusak bangunan yang multisektoral sehingga penanganan masyarakat lintas sektoral.

"Kegiatan ini diikuti oleh akademisi, pelaku usaha, komunitas, pemerintah dan media," katanya.

Nantinya dalam rakor ini untuk menyamakan persepsi pemangku kepentingan dalam rangka meningkatkan sinergi penanggulangan risiko bencana.

"Kolaborasi semua elemen itu memang diperlukan untuk menangani permasalahan bencana yang lebih komprehensif," ujarnya. (*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019