Pengamat politik dari Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) Dimas Oky Nugroho menilai untuk menjadi wali kota di Surabaya dibutuhkan figur yang memiliki kompetensi tertentu.

"Tidak bisa dipimpin orang-orang biasa saja, walau pun sebenarnya faktor pemimpin bukan segalanya, sebab masyarakatnya peduli terhadap kotanya," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Kamis.

Karena itu lah tidak heran jika "Kota Pahlawan" saat ini dikenal sebagai kota aman, nyaman dan terjaga kebersihannya.

Menjelang Pilkada Surabaya 2020, ia berpendapat wali kota mendatang tidak perlu dibandingkan dengan sosok Tri Rismaharini yang sudah sangat kuat, sebab jika masih berpedoman pada figur sebelumnya maka tidak akan maju.

"Kepemimpinan Bu Risma itu sudah bagus, terutama dalam hal membangun infrastruktur. Nah, kalau wali kota mendatang masih fokus Infrastruktur lagi, kapan bidang lain maju?" ucapnya.

Sejauh ini, kata dia, opini masyarakat pada umumnya sudah terpaku pada siapa sosok pengganti yang setara atau melebihi kemampuan Risma, padahal seharusnya masyarakat digiring pada program-program yang belum dikerjakan wali kota sehingga menjadi pekerjaan rumah.

"Masih ada sektor-sektor lain yang selama ini belum maksimal. Ini tugas praktisi, media dan pengamat dengan harapan Surabaya bisa maju dalam berbagai sektoral," kata pegiat kewirausahaan sosial tersebut.

Di sisi lain, terkait namanya yang dikaitkan pada Pilkada Surabaya tahun depan, pria yang pernah menjadi staf khusus Kantor Kepresidenan RI tersebut mengaku tak memiliki niatan maju sebagai calon wali kota.

"Saya tidak punya niat dan tidak punya rencana secara politik," ucapnya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019