Penggunaan gas bumi yang disalurkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN) ke sejumlah usaha mikro kecil dan menengah di Surabaya mendorong penghematan biaya produksi para pelakunya, kata salah satu pejabat di perusahaan itu.

"Oleh karena itu, saat ini kami sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah terus berupaya memperluas jaringan gas (jargas) agar makin banyak masyarakat yang bisa menikmati suplai gas bumi," kata Sales Area Head PGN Area Surabaya-Gresik Misbachul Munir di Surabaya, Selasa.

Ia mengatakan sebagai sub holding gas, PGN siap menjalankan peran untuk memperluas pemanfaatan gas bumi ke wilayah yang belum terjangkau. Selain melayani rumah tangga serta UMKM, juga melayani kebutuhan kelistrikan, industri dan komersial.

Dikatakannya, di Surabaya ada sekitar 26.762 Rumah Tangga yang telah menikmati aliran gas bumi di rumah mereka dan tersebar di Kelurahan Wonorejo, Penjaringan Asri, Kedung Baruk, Kedung Asem dan Medokan Ayu.

Selain itu, juga tersebar di Kelurahan Tegal Sari, Kelurahan Embong Kaliasin, Kelurahan Kupang Krajan, Putat Jaya, Pasar Kembang dan Dr. Soetomo, serta Kelurahan Airlangga, Barata Jaya, Kertajaya, Pucang Sewu, Ngagel dan Taman Ngagel Rejo.

"Penggunaan gas bumi bagi rumah tangga terus dimaksimalkan pemerintah. Selain bisa menekan angka subsidi energi, langkah ini dilakukan agar masyarakat luas bisa menikmati bahan bakar yang lebih hemat dan ramah lingkungan," katanya.

Sementara itu, salah satu penjual rawon pecel di Pasar Pucang Anom, Liswati, mengaku telah menggunakan gas bumi yang disalurkan oleh PT PGN sejak pertengahan tahun 2016dan  telah menghemat uang jutaan rupiah.

"Kalau dulu saat menggunakan gas tabung dalam sebulan saya bisa habis sekitar Rp5 juta, tetapi setelah menggunakan gas bumi yang melalui pipa, tagihan sebulan hanya sekitar Rp2,5 hingga Rp2,9 juta. Sehingga dalam sebulan menghemat uang untuk bahan bakar sekitar Rp2 juta," katanya.

Dengan adanya selisih biaya tersebut, ia bisa mengalokasikannya untuk memenuhi kebutuhan yang lain atau ditabung. "Dulu pada saat petugas PGN melakukan pemasangan, saya diajari agar sisa uang bahan bakar ini hendaknya saya tabung," katanya.

Selain hemat, juga sangat aman karena tekanan gas bumi melalui pipa ini lebih rendah dibanding energi yang digunakan sebelumnya, maka kekhawatiran terjadi ledakan saat ada kebocoran gas tidak ada.

Dalam setiap harinya, Liswati menggunakan empat tungku besar untuk masak ayam, daging sapi, kering tempe, tahu bali, peyek kacang, ceplok telur, sayur-sayuran dan lain sebagainya.

Semalam, rata-rata ia bisa menghabiskan sekitar empat hingga lima termos nasi atau sekitar 48 kilogram hingga 60 kilogram beras. Sementara pendapatan sehari mencapai sekitar Rp9 juta hingga Rp10 juta per hari dengan jumlah pekerja sebanyak 15 orang.

Liswati mengaku sangat terbantu dengan adanya gas bumi, walaupun kadang ia mengeluh saat terkena denda karena telat membayar tagihan.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019