Ratusan petani garam menggelar doa di Desa Pangarengan, Sampang, Jawa Timur, Rabu, guna mendukung upaya perjuangan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang meminta pemerintah pusat menaikkan harga beli garam rakyat.

Petani garam yang tergabung dalam Forum Petani Garam Madura (FPGM) mendoakan Khofifah sebelum bertemu Presiden RI Joko Widodo dalam memperjuangkan nasib petani garam.

Menurut Ketua Asosiasi Petani Garam Sampang Moh Yanto, doa bersama itu bertujuan memohon agar pemerintah bersrdia membatasi impor garam, sehingga dengan cara itu harga beli garam rakyat akan naik.

"Yang diharapkan petani soal harga garam yang layak, tidak ada yang lain," kata Yanto.

Sebelumnya, petani garam di Madura itu berencana berunjuk rasa menolak impor garam. Ratusan petani tersebut rencananya berkumpul di lapangan Wijaya Kusuma Sampang sebelum menuju titik aksi di pintu tol Suramadu.

Namun, aksi tersebut tertunda karena Gubernur Jatim memberikan batas waktu hingga 10 hari untuk menyampaikan kepada pemerintah pusat.

Yanto mengatakan, petani garam sepakat menunggu perjuangan Gubernur Jatim. Jika aspirasinya tak kunjung ada kejelasan, petani garam kembali menggugat kebijakan pemerintah.

"Kami disuruh menunggu selama 10 hari oleh ibu Khofifah dan Bupati se-Madura saat pertemuan kemarin, sebetulnya hari ini kita siap berangkat menggelar aksi di Suramadu, karena itu kita doa bersama sebagai pengganti rasa kekecewaan petani dan berharap agar nantinya memberikan manfaat bagi petani," kata Yanto. 

Usai menggelar doa bersama, para petani garam ini lalu membentangkan spanduk berupa kecaman dan sindiran kepada pemerintah. Seperti 'Ibu Susi..Kenapa Kami Dibina? Kalau Pada Akhirnya Dibinasakan'.

'Bareskrim Polri..Jangan Hanya Penguasa Garam Yang Kau Tangkap, Tangkap Juga Pembuat Kebijakan Garam Import'.

Aksi para petani garam ini berlangsung tertib dan selanjut massa membubarkan diri.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019