Para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) diharapkan mampu memperkuat karakter atau mengoptimalkan keunggulan produk yang dimiliki untuk memperluas akses pasar dengan daya saing tinggi.

Konsultan Pengembangan Produk pada Klinik Usaha Mikro Kota Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang Eko Srilaksono mengatakan bahwa, penguatan karakter produk merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan produk dengan masing-masing keunggulannya.

“Karakter produk harus ditonjolkan, itu merupakan langkah untuk memperkenalkan produk buatan UKM,” kata Eko, di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa.

Menurut Eko, selama ini banyak pelaku UKM di Indonesia yang tidak mengenali karakter produk yang dijualnya. Hal tersebut, membuat akses pasar dan potensi penjualan cenderung kurang baik serta kalah dengan produk sejenis.

Terlebih, lanjut Eko, saat ini telah memasuki era digitalisasi, sehingga, penguatan karakter produk harus bisa dilakukan guna meningkatkan nilai jual produk, termasuk akses pasar bukan hanya di dalam negeri, namun ke luar negeri.

"Dalam pemasaran pada era modern seperti saat ini, pelaku UKM harus bisa mencari karakter produk masing-masing. Itu yang bisa dijual," kata Eko.

Eko memberikan contoh, salah satu produk teh asal luar negeri mampu memperkuat karakter dengan menonjolkan aroma buah persik pada produk the yang dijualnya. Dengan mengedepankan karakter produk tersebut, harga jual produk itu bisa jauh lebih tinggi.

Menurut Eko, harga satu kotak teh dengan aroma persik tersebut dijual dengan harga Rp60 ribu. Sementara untuk produk the buatan dalam negeri, dengan berat yang sama hanya memiliki nilai jual Rp20 ribu per kotak.

Dengan penguatan karakter produk tersebut, pelaku UKM akan mendapatkan berbagai keuntungan seperti strategi harga produk, promosi produk untuk perluasan akses pasar, serta memberikan kesan mewah kepada para pembeli.

"Dengan karakter yang ditonjolkan tersebut, akan mampu meningkatkan penjualan, termasuk harga. Karena yang dijual bukan hanya produknya saja, akan tetapi karakter atau keunggulannya," kata Eko.

Tercatat, jumlah usaha mikro di Kota Malang mencapai 99.213 usaha, dengan rincian di Kecamatan Kedungkandang sebanyak 21.045, Kecamatan Sukun 20.251, Kecamatan Klojen 17.034, Kecamatan Blimbing 19.414 dan sebanyak 21.469 usaha berada di Kecamatan Lowokwaru.

Pemerintah Kota Malang memberikan perhatian khusus bagi pelaku UMKM untuk berkembang, karena sektor tersebut dinilai mampu membuka dan menyediakan lapangan kerja, guna mengurangi tingkat pengangguran yang terjadi di Kota Malang.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019