Perpustakaan Rakyat di Kelurahan Pagesangan, Kecamatan Jambangan, Kota Surabaya, Jawa Timur, berhasil masuk ke dalam enam nominasi perpustakaan terbaik tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional tahun 2019.
"Ya saya bersyukur sekali, tapi bagi saya tujuan hidup bukan untuk penghargaan, tapi bagaimana saya mampu membuat sejahtera warga Kota Surabaya," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini usai bertemu dengan tim juri dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) di Balai Kota Surabaya, Rabu.
Menurut dia, Pemerintah Kota Surabaya berkomitmen terus meningkatkan kualitas literasi untuk menumbuhkan minat baca masyarakat Surabaya, salah satunya dengan meningkatkan fasilitas-fasilitas literasi yang ada di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan perpustakaan-perpustakaan yang tersebar di Kota Surabaya.
Wali Kota Risma mengatakan, tujuan utama dari pembangunan perpustakaan dan literasi itu bukan untuk mendapat sebuah penghargaan, melainkan menumbuhkan minat baca dan belajar agar nantinya bisa menaikkan kualitas dan derajat warga Kota Surabaya itu sendiri.
Perpustakaan-perpustakaan yang disediakan itu, lanjut dia, memang untuk proses belajar warga sekitar. Untuk itu, Pemkot Surabaya membangun di setiap kelurahan agar anak-anak bisa menjangkau perpustakaan tersebut. Bahkan, buku koleksi perpustakaan itu juga dilengkapi dengan mata pelajaran seperti di sekolah.
"Perpustakaan itu memang untuk warga dari kelurahan masing-masing. Biar mudah dijangkau dan dipelajari. Paling penting menyiapkan tempat belajar yang nyaman untuk mereka, kalau tempatnya jauh mereka baru tiba sudah lelah," ujarnya.
Menurutnya, penggunaan metode melalui proses membaca di perpustakaan dinilai sangat dianjurkan, meskipun sudah berkembang metode belajar lain karena melalui proses membaca tersebut anak-anak akan mampu berimajinasi.
"Kalau membaca anak-akan semakin berimajinasi dibandingkan melihat gambar karena gambar itu sudah ada bentuk, dan warna. Jadi cara pikirnya sudah dibatasi dengan pola itu. Berbeda dengan terus membaca mereka jauh lebih imaginer," katanya.
Staf Khusus Pimpinan Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Supriyanto menjelaskan, tim juri dari Perpurnas akan melakukan penilaian melalui tinjauan langsung kepada enam nominasi tersebut. Menurutnya, ada beberapa aspek penilaian yang sudah ditentukan pada tahap tinjauan itu.
"Hari ini kami bersama tim mohon izin kepada Bu Risma selaku wali kota untuk melakukan penilaian di Perpustakaan Rakyat Pagesangan," kata Supriyanto usai bertemu Wali Kota Risma.
Supriyanto mengatakan ada dua kategori yang telah ditentukan dalam penilaian yakni pertama penilaian terhadap komponen pengembangan dasar, seperti gedung, koleksi, tenaga, layanan, pengunjung, sarana prasarana dan anggaran. Sedangkan penilaian kedua adalah komponen pengembangan inovasi penguatan.
"Nah di komponen kedua ini kita akan melihat sejauh mana masyarakat sekitar mampu menyerap manfaat perpustakaan itu, melalui program pendekatan inklusi," kata Supriyanto.
Menurut dia, melalui cara pendekatan inklusi sosial itu, upaya pembangunan dan pengembangan masyarakat tanpa harus membedakan intelektual dan menaikkan kualitas hidupnya dapat tercapai.
"Nantinya, setelah proses penilaian hasil tinjauan langsung ini, tahapan berikutnya akan ada presentasi yang menjadi akhir dari penilaian. Hasilnya akan diumumkan saat 17 Agustus mendatang," katanya.
Diketahui Perpusnas merupakan lembaga pemerintahan non departemen sejak tahun 1989. Di tahun 2019, sebanyak 34 Perpustakaan rakyat di seluruh Indonesia dinilai dan dipilih menjadi enam terbaik, salah satunya adalah Kota Surabaya. Kemudian dari enam terbaik itu, tim juri akan melakukan tahap penilaian melalui tinjauan langsung ke lokasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Ya saya bersyukur sekali, tapi bagi saya tujuan hidup bukan untuk penghargaan, tapi bagaimana saya mampu membuat sejahtera warga Kota Surabaya," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini usai bertemu dengan tim juri dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) di Balai Kota Surabaya, Rabu.
Menurut dia, Pemerintah Kota Surabaya berkomitmen terus meningkatkan kualitas literasi untuk menumbuhkan minat baca masyarakat Surabaya, salah satunya dengan meningkatkan fasilitas-fasilitas literasi yang ada di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan perpustakaan-perpustakaan yang tersebar di Kota Surabaya.
Wali Kota Risma mengatakan, tujuan utama dari pembangunan perpustakaan dan literasi itu bukan untuk mendapat sebuah penghargaan, melainkan menumbuhkan minat baca dan belajar agar nantinya bisa menaikkan kualitas dan derajat warga Kota Surabaya itu sendiri.
Perpustakaan-perpustakaan yang disediakan itu, lanjut dia, memang untuk proses belajar warga sekitar. Untuk itu, Pemkot Surabaya membangun di setiap kelurahan agar anak-anak bisa menjangkau perpustakaan tersebut. Bahkan, buku koleksi perpustakaan itu juga dilengkapi dengan mata pelajaran seperti di sekolah.
"Perpustakaan itu memang untuk warga dari kelurahan masing-masing. Biar mudah dijangkau dan dipelajari. Paling penting menyiapkan tempat belajar yang nyaman untuk mereka, kalau tempatnya jauh mereka baru tiba sudah lelah," ujarnya.
Menurutnya, penggunaan metode melalui proses membaca di perpustakaan dinilai sangat dianjurkan, meskipun sudah berkembang metode belajar lain karena melalui proses membaca tersebut anak-anak akan mampu berimajinasi.
"Kalau membaca anak-akan semakin berimajinasi dibandingkan melihat gambar karena gambar itu sudah ada bentuk, dan warna. Jadi cara pikirnya sudah dibatasi dengan pola itu. Berbeda dengan terus membaca mereka jauh lebih imaginer," katanya.
Staf Khusus Pimpinan Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Supriyanto menjelaskan, tim juri dari Perpurnas akan melakukan penilaian melalui tinjauan langsung kepada enam nominasi tersebut. Menurutnya, ada beberapa aspek penilaian yang sudah ditentukan pada tahap tinjauan itu.
"Hari ini kami bersama tim mohon izin kepada Bu Risma selaku wali kota untuk melakukan penilaian di Perpustakaan Rakyat Pagesangan," kata Supriyanto usai bertemu Wali Kota Risma.
Supriyanto mengatakan ada dua kategori yang telah ditentukan dalam penilaian yakni pertama penilaian terhadap komponen pengembangan dasar, seperti gedung, koleksi, tenaga, layanan, pengunjung, sarana prasarana dan anggaran. Sedangkan penilaian kedua adalah komponen pengembangan inovasi penguatan.
"Nah di komponen kedua ini kita akan melihat sejauh mana masyarakat sekitar mampu menyerap manfaat perpustakaan itu, melalui program pendekatan inklusi," kata Supriyanto.
Menurut dia, melalui cara pendekatan inklusi sosial itu, upaya pembangunan dan pengembangan masyarakat tanpa harus membedakan intelektual dan menaikkan kualitas hidupnya dapat tercapai.
"Nantinya, setelah proses penilaian hasil tinjauan langsung ini, tahapan berikutnya akan ada presentasi yang menjadi akhir dari penilaian. Hasilnya akan diumumkan saat 17 Agustus mendatang," katanya.
Diketahui Perpusnas merupakan lembaga pemerintahan non departemen sejak tahun 1989. Di tahun 2019, sebanyak 34 Perpustakaan rakyat di seluruh Indonesia dinilai dan dipilih menjadi enam terbaik, salah satunya adalah Kota Surabaya. Kemudian dari enam terbaik itu, tim juri akan melakukan tahap penilaian melalui tinjauan langsung ke lokasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019