Kementerian Pariwisata menyebutkan keberadaan media sosial sangat penting sebagai ajang promosi, membantu semakin mengenalkan dan memviralkan berbagai macam potensi serta kesenian daerah.
"Tentu promosi sekarang banyak cara bisa dilakukan misalnya lewat media daring. Ada komunitas media sosial, nitizen dan sebagainya itu harus diajak, termasuk partisipasi masyarakat juga harus digerakkan untuk promosi," kata Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wilayah Regional Dua Kementerian Pariwisata, Reza Pahlevi ditemui saat kegiatan Pekan Budaya dan Pariwisata Kabupaten Kediri 2019 di area Simpang Lima Gumul (SLG) di Kediri, Jawa Timur, Sabtu.
Ia mengatakan, selain memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan media daring, pemerintah bisa membuat acara yang menarik dan lebih instagramable. Dengan itu, tentunya masyarakat akan berduyun-duyun datang ke lokasi, kendati hanya ingin swafoto.
"Pak Menteri Pariwisata mengatakan bahwa antara promosi dengan produksi itu 'fifty-fifty'. Jadi, sebelum even, saat even dan setelahnya juga harus berkelanjutan, semua harus viral," kata dia.
Dirinya juga mengapresiasi kegiatan pekan budaya dan pariwisata di Kabupaten Kediri ini. Acara ini dikemas dengan menarik dan banyak spot yang instagramable. Dengan banyak spot menarik untuk swafoto, secara tidak langsung bisa mengenalkan kegiatan tersebut dan masyarakat luas.
Ia berharap, kegiatan pekan budaya dan pariwisata di Kabupaten Kediri ini tetap digelar, mengingat acara ini banyak melibatkan seniman, termasuk komunitas seni. Bahkan, acara seperti ini juga melibatkan peserta baik dari Kediri maupun luar Jatim, dan tidak menutup kemungkinan diselenggarakan secara nasional.
Selain itu, acara ini juga bisa menggerakkan roda ekonomi warga. Warga bisa mengenalkan sekaligus menjual aneka macam produk baik barang maupun makanan kepada masyarakat yang saat itu berkunjung ke lokasi acara.
"Kami harapkan even ini dapat ikut melestarikan nilai budaya dari Kabupaten Kediri dan juga wadah kreatif bagi seluruh komunitas dan masyarakat di kabupaten," kata dia.
Pemkab Kediri mengadakan Pekan Budaya dan Pariwisata Kabupaten Kediri 2019. Kegiatan ini merupakan perhelatan ke-15 dan mengusung konsep "Panji Balik Kampung".
Cerita ini sebelumnya dipilih UNESCO sebagai Memory of the World (MoW). Untuk temanya selaras "Nyawiji Hayengkuyung Kadiri, Hanggayung Mukti", yang artinya, menyatukan hati, jiwa, cipta, rasa, dan karsa sebagai elemen penggapai cita-cita.
Beberapa kegiatan yang digelar misalnya parade mobil hias, pameran pariwisata, budaya dan UMKM, lalu pagelaran kesenian dan pentas kreativitas.
Selain itu, juga terdapat pagelaran Panji, pameran aneka makanan, tari kolosal 1.000 barong, kreasi budaya Panji, dan berbagai acara lainnya. Kegiatan pekan budaya itu diselenggarakan hampir satu bulan penuh.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Tentu promosi sekarang banyak cara bisa dilakukan misalnya lewat media daring. Ada komunitas media sosial, nitizen dan sebagainya itu harus diajak, termasuk partisipasi masyarakat juga harus digerakkan untuk promosi," kata Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wilayah Regional Dua Kementerian Pariwisata, Reza Pahlevi ditemui saat kegiatan Pekan Budaya dan Pariwisata Kabupaten Kediri 2019 di area Simpang Lima Gumul (SLG) di Kediri, Jawa Timur, Sabtu.
Ia mengatakan, selain memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan media daring, pemerintah bisa membuat acara yang menarik dan lebih instagramable. Dengan itu, tentunya masyarakat akan berduyun-duyun datang ke lokasi, kendati hanya ingin swafoto.
"Pak Menteri Pariwisata mengatakan bahwa antara promosi dengan produksi itu 'fifty-fifty'. Jadi, sebelum even, saat even dan setelahnya juga harus berkelanjutan, semua harus viral," kata dia.
Dirinya juga mengapresiasi kegiatan pekan budaya dan pariwisata di Kabupaten Kediri ini. Acara ini dikemas dengan menarik dan banyak spot yang instagramable. Dengan banyak spot menarik untuk swafoto, secara tidak langsung bisa mengenalkan kegiatan tersebut dan masyarakat luas.
Ia berharap, kegiatan pekan budaya dan pariwisata di Kabupaten Kediri ini tetap digelar, mengingat acara ini banyak melibatkan seniman, termasuk komunitas seni. Bahkan, acara seperti ini juga melibatkan peserta baik dari Kediri maupun luar Jatim, dan tidak menutup kemungkinan diselenggarakan secara nasional.
Selain itu, acara ini juga bisa menggerakkan roda ekonomi warga. Warga bisa mengenalkan sekaligus menjual aneka macam produk baik barang maupun makanan kepada masyarakat yang saat itu berkunjung ke lokasi acara.
"Kami harapkan even ini dapat ikut melestarikan nilai budaya dari Kabupaten Kediri dan juga wadah kreatif bagi seluruh komunitas dan masyarakat di kabupaten," kata dia.
Pemkab Kediri mengadakan Pekan Budaya dan Pariwisata Kabupaten Kediri 2019. Kegiatan ini merupakan perhelatan ke-15 dan mengusung konsep "Panji Balik Kampung".
Cerita ini sebelumnya dipilih UNESCO sebagai Memory of the World (MoW). Untuk temanya selaras "Nyawiji Hayengkuyung Kadiri, Hanggayung Mukti", yang artinya, menyatukan hati, jiwa, cipta, rasa, dan karsa sebagai elemen penggapai cita-cita.
Beberapa kegiatan yang digelar misalnya parade mobil hias, pameran pariwisata, budaya dan UMKM, lalu pagelaran kesenian dan pentas kreativitas.
Selain itu, juga terdapat pagelaran Panji, pameran aneka makanan, tari kolosal 1.000 barong, kreasi budaya Panji, dan berbagai acara lainnya. Kegiatan pekan budaya itu diselenggarakan hampir satu bulan penuh.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019