Kegiatan TNI Manunggal Masuk Desa atau TMMD di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur fokus menyasar program fisik rabat jalan sepanjang 1.620 meter dan rehabilitasi rumah warga di dua desa pedalaman Trenggalek.
"Untuk program fisik ada beberapa kegiatan, antara lain berupa rabat jalan, TPJ, gorong-gorong, renovasi rumah warga dan tempat ibadah," kata Dansatgas TMMD ke-150 Kabupaten Trenggalek, Letkol Inf. Dodik Novianto di Trenggalek, Jumat.
Dijelaskan, volume rabat jalan dikerjakan untuk jalan tembus yang menghubungkan Desa Sumurup dan Desa Dompyong sepanjang 1.620 meter.
Selain itu, ada pula program fisik berupa pembangunan tembok penahan jalan, renovasi rumah tidak layak huni sebanyak delapan unit dan renovasi mushala.
Selain kegiatan fisik, TMMD juga menyasar kegiatan nonfisik yang meliputi wawasan kebangsaan, bela negara, penyuluhan narkoba dan beberapa yang lainnya.
Seluruh personel TNI yang terlibat dalam kegiatan TMMD sejak awal pembukaan pada Kamis (10/7) dipersiapkan untuk membaur dengan masyarakat dalam kegiatan ini.
Sebanyak 150 personil yang terdiri dari satu peleton dari Brigif 521 Kediri, kemudian satu peleton dari Lanud Iswahyudi dan dibantu oleh Polres Trenggalek.
Letkol Inf. Dodik Novianto mengakui, kegiatan fisik untuk program kerja TMMD sudah dimulai jauh sebelumnya, karena memang waktunya mepet kurang lebih 30 hari, mulai tanggal 10 Juli hingga 8 Agustus 2019 dan harus rampung semua.
"Kami tentu sangat mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Trenggalek dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang telah memberikan dukungan anggaran untuk kegiatan fisik TMMD ini," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyambut baik pelaksanaan TMMD di daerahnya.
Dia mengakui ada banyak skema yang terbatas bila dilakukan oleh pemerintah daerah, seperti jalan kalau bukan ruas kabupaten, pemerintah daerah tidak bisa membangun.
"Dengan adanya TMMD ini, kami akhirnya bisa melakukan pembangunan itu karena dilakukan secara swakelola antara masyarakat yang bergotong-royong bersama TNI," kata Bupati Nur Arifin.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Untuk program fisik ada beberapa kegiatan, antara lain berupa rabat jalan, TPJ, gorong-gorong, renovasi rumah warga dan tempat ibadah," kata Dansatgas TMMD ke-150 Kabupaten Trenggalek, Letkol Inf. Dodik Novianto di Trenggalek, Jumat.
Dijelaskan, volume rabat jalan dikerjakan untuk jalan tembus yang menghubungkan Desa Sumurup dan Desa Dompyong sepanjang 1.620 meter.
Selain itu, ada pula program fisik berupa pembangunan tembok penahan jalan, renovasi rumah tidak layak huni sebanyak delapan unit dan renovasi mushala.
Selain kegiatan fisik, TMMD juga menyasar kegiatan nonfisik yang meliputi wawasan kebangsaan, bela negara, penyuluhan narkoba dan beberapa yang lainnya.
Seluruh personel TNI yang terlibat dalam kegiatan TMMD sejak awal pembukaan pada Kamis (10/7) dipersiapkan untuk membaur dengan masyarakat dalam kegiatan ini.
Sebanyak 150 personil yang terdiri dari satu peleton dari Brigif 521 Kediri, kemudian satu peleton dari Lanud Iswahyudi dan dibantu oleh Polres Trenggalek.
Letkol Inf. Dodik Novianto mengakui, kegiatan fisik untuk program kerja TMMD sudah dimulai jauh sebelumnya, karena memang waktunya mepet kurang lebih 30 hari, mulai tanggal 10 Juli hingga 8 Agustus 2019 dan harus rampung semua.
"Kami tentu sangat mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Trenggalek dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang telah memberikan dukungan anggaran untuk kegiatan fisik TMMD ini," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyambut baik pelaksanaan TMMD di daerahnya.
Dia mengakui ada banyak skema yang terbatas bila dilakukan oleh pemerintah daerah, seperti jalan kalau bukan ruas kabupaten, pemerintah daerah tidak bisa membangun.
"Dengan adanya TMMD ini, kami akhirnya bisa melakukan pembangunan itu karena dilakukan secara swakelola antara masyarakat yang bergotong-royong bersama TNI," kata Bupati Nur Arifin.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019